Awal Tahun, Kredit Kontruksi Mulai Tinggi

JAKARTA. Permintaan kredit konstruksi industri perbankan sudah mengalami pertumbuhan di awal tahun. Beberapa bank menyebut, pertumbuhan ditopang oleh konstruksi untuk bangunan industri dan juga perumahan.

Berdasarkan dana Bank Indonesia (BI), kredit konstruksi pada per Februari 2021 tumbuh sebesar 6,1% year on year (yoy) menjadi Rp 375,8 triliun. Pertumbuhan itu terlihat di kredit konstruksi investasi yang naik 12,4% menjadi Rp 151,9 triliun. Lalu kredit konstruksi dalam bentuk modal kerja tumbuh 2,3% menjadi Rp 223,9 triliun.

Beberapa bank memang mencatatkan kenaikan, Misalnya, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit di sektor konstruksi sebesar Rp 59,4 triliun. Nilai tersebut tumbuh 4,2% sampai dengan Februari 2021 dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.

Rudi Aturridha, Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri mengatakan, pertumbuhan ini ditopang oleh adanya peningkatan pembiayaan yang terkait dengan konstruksi non infrastruktur. Seperti bangunan industri dan gedung. “Sedangkan dari infrastruktur, ada peningkatan kredit konstruksi seperti jalan dan jembatan,” katanya pada KONTAN, akhir pekan lalu.

Insentif PPN

Bank Mandiri melihat, prospek kredit di sektor Konstruksi masih akan positif hingga akhir tahun ini seiring masih tingginya kebutuhan infrastruktur di Indonesia. Hal ini tercermin melalui keputusan Pemerintah terkait dengan Proyek Strategis Nasional dan anggaran infrastruktur yang ditetapkan meningkat dibandingkan tahun lalu.

Bank Tabungan Negara (BTN) juga sudah mencatatkan peningkatan permintaan kredit konstruksi pada kuartal I-2021. Meski outstanding kredit konstruksi di bank ini masih turun sebesar 8,16% menjadi Rp 26,32 triliun per akhir Maret 2021.

Direktur Consumer & Commercial Lending Bank BTN, Hirwandi Gafar mengatakan, tren permintaan kredit konstruksi sudah mengalami kenaikan karena permintaan perumahan meningkat.

“Semua kredit konstruksi saat ini terjadi di landed house. Ini sangat cepat sekali perputaran kredit konstruksi di rumah tapak ini karena akan tertutup begitu akad KPR,” katanya.

BTN memperkirakan, kredit konstruksi ke depan akan semakin besar karena semakin banyak pengembang besar yang selama ini fokus di proyek-proyek highrise building atau apartemen mulai bermain di rumah tapak.

Kredit konstruksi juga bakalan terangkat dengan insentif perpajakan melalui keringanan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pembelian rumah mulai dari Rp 2 miliar hingga Rp 5 miliar.

Sumber: Harian Kontan, Senin 26 April 2021 hal 8

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only