Indeks Konsumen Tergeus Beleid Pajak

JAKARTA. Tingkat kepercayaan konsumen mulai meningkat pada Mei 2021. Karena optimisme konsumen tersebut sejalan dengan momentum Ramadan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri yang berlangsung pada bulan Mei. Namun, menguatnya keyakinan konsumen ini bisa melorot lagi pada masa-masa mendatang jika tidak ada kebijakan krusial dari pemerintah untuk menjaga optimisme.

Hasil survei konsumen yang dilakukan Bank Indonesia (BI) menunjukan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2021 mencapi 104,4, naik dibandingkan dengan posisi April yang sebesar 101,5. “Peningkatan indeks kosumen ini menunjukkan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi kembali menguat,” ungkap Erwin Haryono, Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI, Rabu (9/6).

BI juga melihat, keyakinan konsumen lebih tinggi dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Sebab, Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) saat ini pada bulan Mei 2021 tercatat naik menjadi 86,8 dari bulan sebelumnya sebesar 80,3, meskipun hal ini masih di level pesimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini.

Kenaikan kepercayaan didorong oleh kenaikan pada seluruh komponen pembentuknya. Terutama terhadap indeks ketersediaan lapangan pekerjaan yang naik sebesar 9,4 poin menjadi 77,4.

Indeks Ekspetasi Konsumen (IEK) tercatat 122,2 atau turun tipis dari April 2021 yang sebesar 122,6. Meski turun, konsumen tetap optimistis dengan kondisi lapangan pekerjaan ke depan dengan peningkatan indeks sebesar 2,4 poin ke level 120,3.

Dengan meningkatnya optimisme konsumen tersebut, rata-rata proporsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk konsumsi juga naik menjadi 75,8%. Namun kenaikan ini sangat tipis dari bulan sebelumnya sebesar 75%.

Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira menyebut, optimisme konsumen ke depan akan tergantung pada kebijakan pemerintah. Apalagi, pemerintah berencana menaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) sekaligus perluasan pengenaan PPN terhadap bahan makanan membuat harga barang naik.

“Perlindungan sosial sebaiknya tetap diberikan karena pemulihan kepercayaan konsumen cenderung tidak merata pada kelompok masyarakat,” kata Bhima.

Sumber: Harian Kontan, Kamis 10 Juni 2021 hal 2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only