Meski Pandemi, Investasi Properti di Bali Masih Menjanjikan

Hingga kini sektor properti tanah air terutama di kawasan pariwisata seperti Bali masih menjadi sektor yang sangat menjanjikan. Properti tersebut baik untuk kepentingan tempat tinggal maupun investasi.

Buktinya, meski pandemi Covid-19 masih belum mereda tetapi hunian segmen middle up (menengah ke atas) di Pulau Dewata masih menjadi incaran konsumen lokal maupun luar daerah.

Berbekal keyakinan tersebut, Greenwoods Group melalui PT Baruna Realty menggandeng PT Bali Sakanti Adya untuk mengembangkan proyek hunian berkonsep resort di kawasan Kedewatan Ubud, Gianyar, Bali, yaitu Damara Village Ubud Alaya Collection.

PT Bali Sakanti Adya sendiri merupakan perusahaan Penamanan Modal Asing (PMA) asal Negara Autralia yang berafiliasi dengan Alaya Group.

CEO Greenwoods Group, Okie Imanto mengungkapkan pandemi Covid-19 tidak menyurutkan minat masyarakat untuk memiliki properti di Bali. Menariknya, mayoritas dari mereka memesan hunian kelas middle up dengan kisaran harga di atas Rp 2 miliar per unit.

“Karenanya, kami menandatangani perjanjian kerjasama dengan Perusahaan PMA Australia, yaitu PT Bali Sakanti Adya untuk mengembangkan Damara Village Ubud Alaya Collection sekaligus sebagai upaya mendorong masuknya investasi asing ke pasar properti Bali,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (19/8/2021).

Okie Imanto menambahkan, sebenarnya sekarang merupakan saat yang tepat untuk melakukan transaksi kepemilikan properti (It’s time to buy) baik hunian maupun komersial.

Sebab, selain harga yang cenderung flat (tidak ada kenaikan) sejak awal tahun 2020 lalu, stimulus ekonomi yang digelontorkan pemerintah berupa subsidi bunga kredit dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 0 persen juga semakin memudahkan masyarakat melakukan Kredit Pemilikan Rumah maupun Apartemen (KPR/KPA).

“Kami bersyukur, selama didera pandemi Covid-19 Greenwoods Group masih bisa bertahan, bahkan terus berkembang. Pada 2021 ini, perseroan mencanangkan pengembangan 10 proyek baru pada sejumlah wilayah di seluruh Indonesia termasuk Ubud dan Sanur, Bali,” ungkapnya.

Tercatat, tahun lalu Greenwoods Group mampu membukukan penjualan landed maupun apartemen sebanyak 70 persen melalui transaksi internet online terutama media sosial. Sebelumnya, pengembang tersebut tidak pernah membayangkan masih bisa meraih prestasi di tengah pandemi seperti sekarang ini.

“Kerjasama dengan developer Australia ini diharapkan dapat menambah volume transaksi proyek-proyek besutan Greenwoods Group khususnya di wilayah Bali. Kami, berkeyakinan tinggi bahwa hal itu akan terwujud, mengingat tren kepemilikan hunian kedua bagi warga asing, seperti asal Negeri Kanguru di Pulau Dewata terbilang cukup tinggi,” ungkapnya.

Sumber: liputan6.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only