Toyota dan Honda Soroti Rencana Insentif Pajak AS untuk Pekerja di Sektor Mobil Listrik

Bisnis.com, JAKARTA – Dua pabrikan mobil asal Jepang, Toyota Motor Corp dan Honda Motor Co., mengkritisi proposal insentif pajak yang diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Partai Demokrat Amerika Serikat (AS).

Tambahan insentif pajak itu rupanya hanya diberikan kepada pegawai yang tergabung dalam serikat pekerja namun tidak diberikan kepada mereka yang tidak bergabung dalam serikat pekerja/

Dikutip dari Antara, Toyota berpendapat bahwa rencana itu mendiskriminasi para pekerja di industri otomotif yang memilih untuk tidak bergabung dengan serikat pekerja.

RUU itu diperkirakan akan menelan biaya senilai US$33 hingga US$34 miliar selama 10 tahun dan bisa meningkatkan kredit pajak maksimum hingga US$12.500 untuk kendaraan listrik

Nilai itu naik dari angka sebelumnya yaitu US$7.500, nilai US$12.500 itu sudah termasuk insentif senilai US$500 karena menggunakan baterai yang diproduksi di AS.

Sebenarnya, RUU itu merupakan bagian penting dari tujuan Presiden Joe Biden agar bisa memastikan penjualan kendaraan listrik hingga 50 persen di 2030 dan bisa meningkatkan pekerjaan serikat pekerja di Negeri Paman Sam.

Kehadiran RUU tersebut juga menghapus kredit pajak pembuat mobil setelah mereka mencapai 200.000 kendaraan listrik yang terjual.

Rancangan yang akan diajukan pekan depan itu, turut menciptakan kredit baru yang lebih kecil untuk kendaraan listrik bekas hingga 2500 dolar AS.

Tiga pembuat mobil listrik besar di AS yaitu GM, Ford Motor Co, dan Stellantis NV yang merupakan bagian dari Chrysler tentu diuntungkan aturan itu karena mereka diwakili oleh serikat pekerja United Auto Workers (UAW).

Pembuat mobil asing yang beroperasi di AS termasuk Tesla yang tidak memiliki serikat pekerja, mewakili para pekerja mereka dengan berkoordinasi dengan UAW agar bisa mengatur pabrik di Amerika Serikat.

Toyota yang termasuk sebagai perusahaan non-Amerika Serikat terus berupaya agar insentif tersebut juga bisa didapatkan oleh para pekerja mereka.

“Kami akan berjuang untuk memfokuskan uang pembayaran pajak untuk membuat kendaraan listrik dapat diakses oleh konsumen Amerika yang tidak mampu membeli mobil dan truk dengan harga yang tinggi,” ujar perwakilan Toyota.

Sumber: ortax.org (Harian Bisnis Indonesia), Senin 13 September 2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only