Menkeu Sri Mulyani: Laju Pemulihan Ekonomi Sangat Kuat

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan laju pemulihan ekonomi sangat kuat, seperti yang diindikasikan oleh meningkatnya penerimaan pajak.

Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak hingga Oktober 2021 senilai Rp 953,6 triliun atau tumbuh 15,3%. Capaian ini menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi masyarakat dan dunia usaha mulai kembali bergeliat seiring melandainya kasus COVID-19 dan reopening kegiatan ekonomi.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan realisasi tersebut menunjukkan kinerja penerimaan pajak telah pulih sangat kuat dari tekanan pandemi Covid-19. Oleh karena itu, pemerintah akan mengoptimalkan kinerja penerimaan seiring pemulihan ekonomi nasional yang terus bergulir.

“(Penerimaan pajak) Tumbuh 15,3%. Ini adalah suatu rebound, recovery, yang sangat kuat,” katanya, Senin (23/11/2021).

Sri Mulyani mengatakan realisasi penerimaan pajak tersebut setara dengan 77,6% terhadap target Rp 1.229,59 triliun. Dia memperkirakan penerimaan pajak akan terus meningkat mengikuti perbaikan kinerja ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Sementara itu, outlook penerimaan pajak hingga akhir tahun akan mencapai target yang ditetapkan dalam UU APBN 2021 senilai Rp 1.229,6. Jika outlook itu tercapai, penerimaan pajak sepanjang 2021 akan mencatatkan pertumbuhan 14,7%.

Secara keseluruhan, pendapatan negara telah menunjukkan pertumbuhan positif mencapai Rp 1.510,0 triliun atau tumbuh 18,2%. Realisasi tersebut telah mencapai 86,6% dari target Rp 1.743,6 triliun. Realisasi kepabeanan dan cukai senilai Rp 205,8 triliun dengan pertumbuhan 25,5%, atau setara 95,7% dari target Rp 215,0 triliun.

“Sisi penerimaan negara bukan pajak (PNBP), realisasi hingga Oktober 2021 senilai Rp 349,2 triliun atau tumbuh 25,2%. Realisasi itu setara 117% atau sudah melampaui target dari target Rp 298,2 triliun karena didukung kenaikan harga komoditas,” tuturnya.

Sementara dari sisi belanja, realisasinya Rp 2.058,9 triliun atau tumbuh 0,8% dan setara 74,9% dari yang direncanakan senilai Rp 2.750,0 triliun. Belanja pemerintah pusat senilai Rp 1.416,2 triliun atau mencatatkan pertumbuhan 5,4%, sedangkan transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) 642,6 triliun atau minus 7,9%.

Dengan kinerja tersebut, defisit APBN hingga Oktober 2021 telah mencapai Rp 548,9 triliun atau 3,29% terhadap produk domestik bruto (PDB). Defisit itu juga setara 54,5% dari yang direncanakan senilai Rp 1.006,4 triliun.

“Pendapatan negara terjadi cerita pemulihan ekonomi recovery dan rebound namun ini bukan pekerjaan yang sudah selesai, masih dan terus berjuang pulihkan kegiatan ekonomi. Kami berharap penerimaan negara tetap terjaga kuat dan belanja negara diharapkan tetap sesuai dengan yang kami anggarkan,” tuturnya.

Sumber : beritasatu.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only