Menperin Usulkan PPnBM Permanen

JAKARTA –  Untuk mempercepat pemulihan industri otomotif nasional  Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berencana mengusulkan kebijakan PPnBM sebesar 0% secara permanen bagi sektor otomotif. Kebijakan yang mulai diberlakukan pada 1 Maret 2021 tersebut, terbukti berhasil mendongkrak konsumsi kendaraan di dalam negeri yang sebelumnya terpuruk akibat pandemi Covid-19.

“Pemerintah sedang mempersiapkannya secara berhati-hati dengan memperhitungkan cost and benefit, serta menyusun time frame-nya,” kata Menteri Perindustrian (Menperin)Agus Gumiwang Kartasasmita.

Menperin mengungkapkan, pihaknya akan mengusulkan PPnBM 0% secara permanen untuk produk otomotif. Kebijakan tersebut berlaku untuk kendaraan dengan local purchase yang sudah mencapai 80%.

Menanggapi usulan PPnBM 0% permanen, Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Neilmaldrin Noor menyatakan, sampai dengan saat ini wacana tersebut masih dalam kajian dan diskusi terbatas di internal Direktorat Jenderal Pajak.

“Jika terdapat perkembangan terkait hal ini, akan kami sampaikan kepada masyarakat sesegera mungkin,” kata dia kepada Investor Daily.

Menperin menegaskan, implementasi stimulus PPnBM yang Ditanggung Pemerintah (PPnBM-DTP) untuk sektor kendaraan bermotor terbukti mampu memberikan dampak signifikan pada pemulihan sektor industri otomotif dan meningkatkan kepercayaan dari pelaku industri.

Melalui insentif tersebut, pada periode Maret-November 2021, penjualan mobil terdongkrak hingga sebanyak 487 ribu unit atau naik sebesar 71,02% dibanding periode sama tahun lalu. Menperin menambahkan, pemerintah juga mengapresiasi peserta program PPnBM DTP yang telah memberdayakan sebanyak 319 perusahaan industri komponen tier 1.

Upaya ini juga telah mendorong peningkatan kinerja industri komponen tier 2 dan 3 yang sebagian besar termasuk kategori industri kecil dan menengah.

”Semua ini adalah bagian dari pemenuhan persyaratan penggunaan komponen lokal atau local purchase pada proses produksi dengan nilai minimal sebesar 60%. Hal ini tentunya berdampak positif bagi pemulihan sektor industri otomotif yang memiliki multiplier effect yang cukup luas bagi sektor industri lainnya sehingga pada akhir mampu men-jumpstart perekonomian nasional,” papar dia.

Menperin menambahkan, dengan industri pendukung otomotif yang jumlahnya sangat besar, Kemenperin terus melalukan pendalaman struktur manufaktur di sektor tersebut.

“Tentu agar berhasil, kita memberikan insentif pada produsen untuk berlomba melakukan pendalaman struktur di Tanah Air,” jelas Agus.

Menurut Menperin, target produksi kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk tahun 2021 sebanyak 850 ribu telah terlampaui. Sampai Oktober 2021, produksinya sudah mencapai 890 ribu unit atau meningkat 62,4% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Direktur Corporate Affairs PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam   menambahkan, insentif PPnBM 0% sudah terbukti menggairahkan industri otomotif nasional, dan pemulihannya hingga saat ini sudah mencapai 80%.

“Tahun depan kita berharap bisa sampai 90% atau mendekati 100%. Momentum ini harus dijaga terus, jangan sampai turun lagi,” tutur dia.

Bob melanjutkan, industri otomotif juga memiliki multiplier ef fect terhadap ekonomi yang lain, di mana rantai pasoknya sangat banyak yang melibatkan ratusan perusahaan, 1,5 juta tenaga kerja, devisa dari ekspor, industri pembiayaan, aftermarket, serta industri angkutan.

“Sehingga, kebijakan PPnBM 0% ini bisa berdampak kepada indeks manajer pembelian (purchasing manager index/PMI). Bisa dikatakan, PPnBM ini memberikan dampak besar terhadap kenaikan PMI yang ekspansif, jadi wajar kalau kebijakan itu dipertahankan,” kata Bob.

Bob mengakui, insentif PPnBM 0% akan memangkas pemasukan negara.

“Tapi dengan kenaikan volume penjualan kendaraan, itu banyak pajak-pajak yang kita bayar, seperti pajak pertambahan nilai, pajak daerah, dan lainnya. Yang pada akhirnya, pemasukan yang semua hilang, bisa ditutupi oleh kenaikan pajak-pajak yang lain, sehingga pendapatan pemerintah pada ujungnya justru naik,” papar dia.

Menanggapi syarat local purchase 80% untuk memperoleh insentif PPnBM 0%, Bob mengatakan, sudah ada beberapa model yang mencapai level tersebut.

Sementara itu, Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D Sugiarto mengatakan, Gaikindo menyambut baik wacana pemberlakuan PPnBM 0% secara permanen, karena akan membuat produsen otomotif terus meningkatkan pemakaian komponen dalam negeri hingga mencapai 80%.

“Pabrik-pabrik komponen juga akan menerima order lebih banyak lagi,” ujar dia.

Jongkie memaparkan, penjualan mobil sepanjang Januari-November 2021 dari pabrikan ke dealer (wholesales) telah mencapai 790.524 unit, naik 66,5% dibanding periode sama tahun lalu 474.900 unit. Sementara penjualan dari dealer ke konsumen (retail sales) mencapai 761.862 unit, naik 49,5% disbanding tahun lalu 509.623 unit.

Toyota masih memimpin pasar otomotif sepanjang 11 bulan 2021 dengan penjualan wholesales sebanyak 263.061 unit atau 33,3% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Di tempat kedua adalah Daihatsu dengan 18,9% setelah berhasil menjual 149.113 unit, dan Mitsubishi Motors dengan 11,8% melalui penjualan 93.347 unit. (ac/ns/hg)

Sumber: Investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only