Indonesia Harus Punya Ekosistem Digital Sendiri Hadapi Disrupsi

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menegaskan dalam menghadapi disrupsi yang terjadi saat ini, Indonesia harus dapat menciptakan ekosistem digital sendiri.

“Kita harus mempunyai ekosistem sendiri dan roadmap sendiri, sebab dunia Indonesia bukan dunia orang lain. Kita harus memastikan ekosistem ini yang menang, maka dari itu perlu superhero yang baru,” kata Erick Thohir saat menjadi narasumber pada Konvensi Media HPN 2022, di Hotel Claro, Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (7/2/2022)

Menurut Erick, untuk mencapai hal di atas sekaligus mempertahankan pertumbuhan ekonomi baik hingga 2045, maka pemerintah dan pemangku kepentingan harus melakukan berbagai upaya

Khusus digital, lanjutnya, inisiatif yang dilakukan BUMN dalam mengembangkan ekosistem digital Indonesia dan menciptakan kemandirian dalam transformasi digital adalah dengan meyiapkan infrastruktur, pendanaan, dan agregator.

Untuk infrastruktur, BUMN menyiapkan data senter dan cloud, pengembangan jaringan fiber optic dan 5G, sekalian meluncurkan jaringan 5G BTS. Lalu pendanaan, pihaknya telah membentuk Merah Putih Fund, CVC BUMN untuk membiayai hadirnya startup yang foundernya Indonesia, beroperasi di Indonesia, yang berprospek untuk IPO di Indonesia.

Kemudian untuk agregator, BUMN sendiri menghadirkan Digico dari Telkomsel untuk pengembangan Platform Digital dan Telkom sebagai Enablerbagi konten creator local. Ia sangat berharap generasi muda mengambil momentum ini.

“BUMN sudah mengawali. Bahwa untuk meningkatkan talenta anak muda, BUMN melakuklannya melalui program magang mahasiswa bersertifikat (PMMB) dan Indonesia Top Talent Internship,” ujar Erick Thohir.

Program ini sudah berjalan sejak tahun 2020 dan telah menjangkau 4.608 peserta PMMB. Kemudian masih ditahun yang sama, juga telah melakukan batch II yang menjangkau 2.483 peserta. Selanjutnya di tahun 2021, untuk batch I sebanyak 2.836 dan batch II sebanyak 3.291 peserta.

Erick Thohir menekankan soal pertumbuhan ekonomi di mana menurutnya tidak boleh hanya mengandalkan SDA tetapi juga perlu diperkuat oleh Knowledge Based Economy. “Ini diharapkan goalsnya dapat meningkatkan taraf hidup seluruh masyarakat Indonesia,” terang Erick Thohir.

Pembicara lainnya, Bambang Harymurti mengangkat topik Wawasan Nusantara Digital. Tokoh pers ini memulai dengan perjalanan Panjang Bangsa Indonesia mempertahankan kedaulatan wilayahnya di tengah gempuran bangsa lain.

Awalnya deklarasi Juanda yang setiap tanggal 13 Desember kita kenang dan peringati sebagai hari Nusantara. Deklarasi ini dicetuskan Ir Djuanda Kartawidjaya dan mempunyai arti penting bagi kesatuan wilayah Indonesia.

Ini keberhasilan Indonesia dalam memperjuangkan kedautannya di laut. Keberhasilan ini agar dapat menjadi pelajaran untuk memperjuangkan kedaulatan digital. “Jadi, setelah berhasil memperjuangkan kedaulatan  laut, memperjuangkan wilayah udara kini saat memoerjuangkan kedaulatan digital,” kata Bambang Harymurti.

Masih dalam acara yang sama, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo Boni Pudjianto memaparkan menyangkut bagaimana mengelola transformasi digital menuju Indonesia mandiri yang dirangkum topik Transformasi Digital Nation.

Sementara, Staf Ahli Menteri Keuangan Yon Arsal menyampaikan berbagai hal menyangkut perlakuan perpajakan dalam kegiatan perdagangan melalui system elektronik (PMSE). Terutama menyangkut pengenaan pajak pertambahan nilai atas pemanfaatan barang kena pajak tidak berwujud dan atau jasa kena pajak dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean melalui PMSE dan pengenaan pajak penghasilan atau pajak transaksi elektronik atas kegiatan PMSE yang dilakukan oleh subjek pajak luar negeri yang memenuhi ketentuan kehadiran ekonomi signifikan.

Sumber: investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only