Tesla Ditolak Dapat Insentif Pajak karena Ogah Bangun Pabrik Domestik

NEW DELHI, Pemerintah India mempertanyakan sikap pabrikan mobil listrik Tesla yang meminta pemberian insentif pajak. Tesla memang mendesak diberikan insentif pajak setelah menjadikan India sebagai target pasarnya.

Menteri Negara untuk Industri Besar Krishna Pal Gujjar mengungkapkan Tesla sudah secara tegas menyatakan tidak berniat membangun fasilitas manufakturnya di India. Dengan demikian, ujar Gujjar, pemerintah India tidak ada alasan untuk memberikan insentif pajak bagi perusahaan milik Elon Musk itu.

“Kami tidak dapat memberikan subsidi atau relaksasi pajak kepada perusahaan tersebut karena mereka tidak ingin mendirikan manufaktur dan operasi lainnya di sini. Mengapa kita harus mendukung perusahaan yang menciptakan lapangan kerja di China dan mencetak keuntungan dari pasar kita?” ujar Gujjar, dikutip Jumat (11/2/2022).

Menurut penuturan Gujjar, sejauh ini Tesla tak menunjukkan ketertarikannya pada berbagai kebijakan kendaraan listrik yang ditawarkan pemerintah. Salah satu kebijakan yang dimaksud adalah Faster Adoption and Manufacturing of (Hybrid &) Electric Vehicles di India (FAME India).

Kebijakan ini diperkenalkan pada 2015. Tujuannya untuk mendukung penggunaan kendaraan hybrid dan listrik di India. Selain itu, tujuan lainnya adalah untuk mengurangi ketergantungan pada BBM.

“Perusahaan [Tesla] belum mengikuti kebijakan apapun dari kami. Ini semakin memperkuat [argumen] bahwa Tesla hanya ingin mengeksploitasi pasar kami untuk mendapat keuntungan. Di lain sisi, mereka enggan untuk mendirikan unit manufakturnya di sini,” tambah Gujjar.

Gujjar menyampaikan jika selama ini Tesla membuat kendaraan listriknya di China. Alhasil ada ribuan pekerjaan yang tercipta di sana. Sayangnya, pekerjaan tersebut tak satupun dirasakan oleh masyarakat India.

Dilansir The Rahnuma Daily, saat ini fase kedua dari kebijakan FAME India tengah berlangsung. Adapun kebijakan ini diimplementasikan selama 5 tahun sejak diberlakukannya dari 12 April 2019. Total anggaran yang menyokong kebijakan ini senilai Rs10.000 crore.

Tak hanya itu, saat ini tarif pajak atas barang dan jasa (goods and services tax/GST) juga telah dikurangi. Sebelumnya tarif yang dikenakan sebesar 12%, kini menjadi 5%. Tarif GST untuk pengisian kendaraan listrik juga dikurangkan dari 18% menjadi 5%.

Sumber: DDTCNews

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only