Kebijakan PPN DTP Dongkrak Harga Rumah Tapak di Jabodetabek

JAKARTA – Bila Anda ingin memiliki rumah di sekitaran Jakarta Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) maka siap-siaplah merogoh kosek dalam-dalam.

Pasalnya, kini harga rumah tapak di wilayah ini semakin membubung.

Terakhir, harga harga rumah tapak di Jabodetabek mengalami kenaikan pada Semester II-2021.

Laporan MarketBeat Cushman & Wakefield Indonesia menyebutkan, hal ini sejalan dengan perpanjangan program insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) hingga akhir 2021 yang terus menarik permintaan unit rumah tapak siap huni.

Dengan kondisi para pengembang yang mengejar penyerahan unit tepat waktu untuk memenuhi jadwal program insentif PPN, harga bahan bangunan menjadi terus meningkat.

“Hal ini memengaruhi harga penjualan rata-rata keseluruhan menjadi tumbuh sekitar 3,51 persen secara tahunan,” ujar Director Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo.

Di sisi lain, harga tanah masih terpantau tumbuh secara konservatif di kisaran 2,7 persen secara tahunan. Dengan rata-rata harga tanah tercatat Rp 11,7 juta per Desember 2021.

Dengan kembali diperpanjangnya insentif PPN DTP untuk pembelian rumah baru hingga September 2022, kondisi serupa diperkirakan masih terus berlanjut.

“Dengan fokusnya pengembang pada pembangunan unit untuk memenuhi batas waktu penyerahan sesuai jadwal, harga unit diperkirakan akan terus meningkat pada semester berikutnya (Semester I-2022),” terang Arief.

Kemudian, down payment (DP) minimum sekitar 5-10 persen untuk KPR pertama masih dibutuhkan oleh banyak pengembang sebagai tanda komitmen awal pembeli.

Jadi, relaksasi Loan To Value (LTV)/Financing To Value (FTV) terbaru Bank Sentral yang memungkinkan DP 0 persen akan kembali tidak efektif seperti saat Semester II-2021.

“Relaksasi LTV/FTV terbaru Bank Sentral yang memungkinkan DP 0 persen untuk semua fasilitas KPR masih tidak efektif secara praktik,” pungkasnya.

Untuk diketahui, rata-rata unit rumah tapak yang ditransaksikan selama Semester II-2021 tercatat sekitar 27,1 unit per bulan per perumahan, atau mengalami kenaikan 7,6 persen secara tahunan.

Sementara itu, nilai penjualan rata-rata juga tumbuh sekitar 16 persen dari semester sebelumnya, sekitar Rp 42 miliar per bulan per perumahan.

Sumber : tribunnews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only