Ekonomi Siuman, Setoran Pajak Mulai Lancar Lagi

JAKARTA. Kementerian Keuangan mencatat penerimaan pajak mengalami pertumbuhan yang tinggi awal tahun ini meskipun Indonesia dilanda badai penyebaran Covid-19 varian omicron.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut realisasi penerimaan pajak di Januari 2022 mencapai Rp 109,1 triliun. Yang setara 8,63% dari target penerimaan pajak 2022 yang sebesar Rp 1.265 triliun.

Jika dibandingkan Januari 2021, jelas penerimaan pajak di periode tersebut tumbuh tinggi, yakni melesat 59,39% jika dibandingkan dengan periode Januari 2021 yang cuma Rp 68,45 triliun saja. “Ini suatu prestasi yang sangat baik,” kata Menkeu dalam, konferensi pers Selasa (22/2).

Menurut Sri Mulyani, hampir semua item penerimaan pajak di periode tersebut mengalami lonjakan cukup tinggi. Misalnya untuk Pajak Penghasilan (PPh) non migas mencapai Rp 61,14 triliun. Hasil ini tumbuh 56,7% dibandingkan dengan periode serupa tahun lalu yang cuma Rp 39,02 triliun. Salah satu faktor kenaikan PPh non migas adalah karena kenaikan aktivitas ekonomi yang ia gambarkan sebagai momentum bagi pemulihan ekonomi.

Begitu juga untuk penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) di periode Januari 2022 tercatat Rp 38,43 triliun, atau melonjak 45,86% ketimbang Januari 2021 yang hanya Rp 26,35 triliun. “Pemulihan yang kuat masih terus berlangsung di penerimaan perpajakan non migas maupun PPN,” jelas Sri Mulyani.

Tetapi hasil berbeda dialami penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya yang justru mengalami kontraksi sebesar 20,56% menjadi Rp 59 miliar. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu PBB dan pajak lainnya tercatat sebesar Rp 74 miliar atau 14,96%.

Untungnya, penerimaan PPh migas di Januari 2022 tumbuh amat signifikan, yakni mencapai Rp 9,95 triliun seiring dengan lonjakan harga komoditas energi ini. Hasil tersebut meroket 281,23% dibandingkan Januari 2021 yang cuma Rp 2,35 triliun.

Sri Mulyani mengatakan, kenaikan PPh migas akibat adanya kompensasi di kuartal I sampai kuartal IV 2021 yang baru dibayarkan di Januari 2022. “Jadi kalau ditotal, penerimaan pajak non PPh migas di Januari 2022 mencapai Rp 100,16 triliun atau tumbuh 51,51%,” jelas Sri Mulyani.

Meski penerimaan pajak mendapatkan hasil yang positif, Sri Mulyani mewanti-wanti agar tetap waspada menghadapi laju ekonomi sepanjang 2022 karena penerimaan pajak bisa saja tidak terus mengalami kenaikan.

Untuk itu, pihaknya akan terus memantau profil penerimaan negara, dengan terus memantau pemulihan ekonomi Indonesia agar terus merata di seluruh wilayah.

Pengamat Pajak Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Fajry Akbar menilai wajar lonjakan signifikan penerimaan pajak di Januari 2022 karena penerimaan pajak Januari 2021 tergolong rendah. Apalagi pemulihan ekonomi sudah mulai terjadi di awal tahun ini. “Apalagi ada potensi dari program PPS dan kenaikan tarif PPN,” katanya.

Namun pemerintah, ia harap, tetap perlu mewaspadai adanya efek global yang bakal terjadi tahun ini seperti tapering off yang bisa membuat harga komoditas tertekan. Karena secara tidak langsung bisa menekan kinerja penerimaan pajak.

Sumber : Harian Kontan Rabu 23 Februari 2022 hal 2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only