Harga Elektronik Tersundut Kenaikan Bahan Baku & PPN

JAKARTA. Masyarakat bakal terkena pukulan ganda dari kenaikan harga barang konsumsi. Di saat PPN 11% berlaku pada April nanti, konsumen juga bersiap menghadapi kenaikan harga berbagai produk manufaktur seperti TV, AC, kulkas, sepeda hingga mobil.

Kenaikan harga barang elektronik tak terelakkan lantaran harga bahan baku di pasar global melonjak. Harga komoditas industrial seperti aluminium menguat 60,65% (yoy) ke US$ 3.605 per ton, Rabu (23/3). Komoditas lainnya juga naik signifikan, seperti tembaga, seng, timah hingga nikel (lihat tabel).

Pelaku industri pendingin refrigerator terdampak kenaikan harga komoditas tersebut. Pasalnya, tembaga dan aluminium adalah bahan baku utama pembuatan komponen seperti kompresor, evaporator dan kondensor. Ketiga komponen ini dipakai untuk produk pendingin refrigerator seperti AC, kulkas, water dispenser dan chest freezer.

Para produsen sudah menaikkan harga jual produknya secara bertahap sejak tahun lalu. “Harga pendingin refrigerator naik 30% dibandingkan harga sebelum pandemi,” ujar Andy Arif Wibowo, Sekjen Perkumpulan Perusahaan Pendingin Refrigerasi Indonesia (Perprindo), kemarin.

Andry Adi Utomo, National Sales Senior General Manager Sharp Electronics Indonesia mengaku, kenaikan harga bahan baku sudah dirasakan sejak kuartal II-2020. Ditambah biaya kontainer juga naik. Harga sejumlah produk elektronik Sharp naik bervariasi sekitar 5%-10%. Kenaikan itu bisa berlanjut di kuartal II-2022, walau tetap mempertimbangkan daya beli konsumen. Maklumlah, pada April nanti tarif PPN akan naik menjadi 11%. “Ke depan akan menjadi tantangan berat bagi kami di industri elektronik Indonesia,” kata Andry, kemarin.

Produsen kabel ikut kelimpungan di tengah kenaikan harga tembaga dan aluminium. Mereka tak bisa sembarangan mengerek harga jual. Di saat yang sama, aspek keselamatan sangat penting bagi produk kabel. “Kalau spesifikasi kabel diturunkan karena harga bahan baku yang mahal, maka akan bahaya,” ungkap Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Kabel Listrik Indonesia (Apkabel), Noval Jamalullail.

Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo menyebut, harga metal selaku bahan baku sepeda selalu naik setiap tahun. Produsen juga harus menanggung biaya freight rate untuk komponen impor. Alhasil, harga sepeda dapat naik dari 10% hingga 15%.

Ekonom CORE, Piter Abdullah bilang, kenaikan harga produk akhir manufaktur akan lebih terasa ketika kebijakan PPN 11% berlaku. “Pemerintah bisa memberi bantalan terutama untuk masyarakat kelas bawah agar tetap bisa melakukan konsumsi secara layak,” imbuh dia.

Sumber : Harian Kontan Kamis 24 Maret 2022 hal 1

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only