SBN Bakal Diminati Peserta Tax Amnesty II

JAKARTA. Pemerintah menawarkan beberapa instrumen investasi untuk menyimpan aset wajib pajak peserta Program Tax Amnesty Jilid II. Salah satu instrumen investasi di surat utang negara.

Penerbitan surat utang negara khusus bagi peserta program tax amnesty II atau Program Pelaporan Sukarela (PPS) Sesuai Keputusan Menteri Keuangan (KMK) Nomor 52/KMK.010/2022 yang diterbitkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang terbit Februari 2022.

Peserta Tax Amnesty II boleh menempatkan investasinya di surat berharga negara (SBN) atau secara langsung 332 sektor pengelolaan sumber daya alam (SDA) dan energi baru terbarukan (EBT) maupun pendukungnya.

Saat ini, pemerintah telah menerbitkan tiga seri surat utang, yakni FR0094 sebesar Rp 46,35 miliar untuk tenor enam tahun dan imbal hasil (yield) 5,6% serta seri USDFR0003 sebesar US$ 650.000 untuk tenor 10 tahun dan yield 3%. Teranyar, pemerintah menerbitkan sukuk seri PBS035 untuk tenor 20 tahun dan yield 6,75% pada akhir pekan lalu dan settlement pada Rabu (30/3) mendatang.

Direktur Tax Research Institute Prianto Budi Saptono menilai, SBN menjadi pilihan yang paling menarik bagi wajib pajak lantaran yield yang ditawarkan pemerintah. “Risiko investasinya juga bisa dikatakan nihil,” kata Prianto, Minggu (27/3).

Sementara berinvestasi di sektor hilirisasi SDA dan energi terbarukan, kurang menarik lantaran masih jadi sektor usaha baru. Selain itu, tidak ada jaminan bisa menghasilkan keuntungan.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Yusuf Rendy Manilet juga sepakat bahwa SBN akan menjadi pilihan menarik bagi wajib pajak peserta Tax Amnesty II. Pertimbangannya; pertama, SBN mudah dipindahtangankan. Keduayield lebih menarik, “Kalau melihat dari seri benchmark FR0+091 dengan tenor 10 tahun yang imbal hasilnya 6,67%. Tenor lebih lama maka yield lebih besar. Sedikit lebih menarik dibanding sukuk,” katanya.

Namun, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jakarta Diana Dewi menilai, investasi pada EBT juga menarik. Sebab, keuntungan yang akan dihasilkan bisa mencapai tiga hingga delapan kali lipat dari investasi awal. “Terlebih harga bahan bakar fosil sedang melambung sangat tinggi,” tandasnya.

Sumber : Harian Kontan Senin 28 Maret 2022 hal 2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only