Diuji Daya Beli Yang Belum Pulih

Saham konsumer memiliki peluang penguatan dari momentum lebaran

Jakarta. Emiten konsumer primer (consumer non cyclical) belum kompak mencatatkan kenaikan kinerja di tahun 2021 lalu, baik pendapatan maupun laba dibanding tahun 2020. Harga saham-saham sektor ini pun belum semuanya ikut semringah.

Datangnya bulan suci Ramadan yang berlanjut pada hari raya Idul Fitri dinilai bakal menjadi angin segar bagi emiten konsumer dan ritel. Analis Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora melihat, kinerja emiten konsumer di tahun lalu masih tertahan.

Tapi, tahun ini, peluang sektor konsumer memulihkan kinerja lebih terbuka. Ini karena pandemi Covid-19 lebih terkendal, mobilitas masyarakat semakin bebas, program vaksinasi booster, hingga mudik lebaran yang sudah dibolehkan pemerintah,

“Untuk tahun ini momentum lebaran akan berpengaruh lebih besar kepada emiten sektor konsumer karena adanya inflow dari kota ke desa,” kata Andhika, Selasa (29/3).

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana juga memprediksi, terbukanya lagi pintu mudik dan kegiatan keagamaan bisa mengangkat kinerja emiten sektor ini, meski masih cenderung selektif.

Sementara Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengingatkan, prospek kinerja emiten konsumer masih tergantung pada harga produk dan daya beli masyarakat. Momentum Ramadan dan Idul Fitri bisa menjadi sentimen jangka pendek yang memungkinkan penguatan harga.

Momentum Idul Fitri bisa jadi penguatan jangka pendek.

Tekanan daya beli

Di sisi lain, analis Henan Putihrai Sekuritas Liza Camelia Suryanata mengingatkan, kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 11% masih akan terasa oleh sejumlah sektor. Daya beli juga masih tertekan akibat harga minyak goreng. Sedangkan kenaikan harga komoditas seperti CPO menambah beban bahan baku produsen barang konsumer.

Analis Mirae Asset Sekuritas Christine Natasya juga menilai margin emiten sektor ini masih terganggu akibat kenaikan harga komoditas yang signifikan. Christine memberikan rekomendasi hold untuk saham emiten konsumer primer.

Namun, Andhika melihat efek positif Lebaran akan lebih besar ketimbang sentimen negatif PPN 11%. Sehingga, dampak kenaikan PPN hanya jangka pendek.

Andhika menyarankan buy saham JPFA dan LPPF. Juga buy on weakness saham UNVR, ACES, dan MAPI.

William memberikan rekomendasi buy untuk JPFA saham JPFA, CMRY, dan AALI. Sedangkan Liza memberi rekomendasi speculative buy untuk saham UNVR, JPFA dan CMRY.

Sumber : Harian Kontan Rabu 30 Maret 2022 hal 4

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only