Seluruh Komponen Penerimaan Tumbuh Positif, Begini Kata Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (tengah) berjalan menuju panggung saat penandatanganan kontrak kinerja atas penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Jumat (11/3/2022). ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/nym.

JAKARTA, DDTCNews – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan kinerja seluruh komponen utama penerimaan negara yaitu pajak, kepabeanan dan cukai, serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tumbuh positif hingga akhir Februari 2022.

Data Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) melaporkan realisasi pendapatan negara mencapai Rp302,42 triliun pada Januari-Februari 2022. Angka tersebut setara dengan 16,38% dari target yang ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) tentang APBN tahun anggaran 2022.

“Kalau dibandingkan tahun lalu di mana Februari realisasinya di Rp219 triliun, ini adalah kenaikan 37,7%,” kata Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Edisi Maret 2022, dikutip pada Selasa (29/3/2022).

Adapun penerimaan pajak hingga akhir Februari 2022 mencapai Rp199,4 triliun atau tumbuh 36,5% year on year (yoy). Kinerja ini mencapai 15,77% dari target APBN 2022. Menkeu mengatakan pertumbuhan penerimaan pajak ditopang oleh pemulihan ekonomi yang terlihat dari industri yang masih ekspansif, perkembangan harga komoditas, dan kinerja ekspor impor.

Menkeu menyebut secara kumulatif, mayoritas jenis pajak utama mencatat pertumbuhan positif dan lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Namun, berdasarkan pertumbuhan bulanan, beberapa jenis pajak mengalami kontraksi karena pergeseran pencatatan pembayaran serta tidak berulangnya transaksi tahun sebelumnya seperti pembayaran ketetapan pajak.

Dari sisi sektoral, secara kumulatif seluruh jenis usaha tumbuh positif meskipun melambat dibandingkan periode Januari 2022. Sektor pertambangan masih mencatatkan pertumbuhan tertinggi yang didorong oleh kenaikan harga komoditas batubara. Sementara, sektor industri pengolahan masih menjadi kontributor terbesar penerimaan pajak sebesar 29,1%.

Kemudian, komponen penerimaan negara selanjutnya yakni bea dan cukai tercapai sebesar Rp56,7 triliun, 23,2% target APBN pada akhir Februari 2022. Capaian ini tumbuh signifikan sebesar 59,3% yoy, didukung kinerja bea masuk, bea keluar dan cukai.

Penerimaan bea masuk mencapai Rp6,8 triliun, tumbuh 37,1% yoy didorong tren perbaikan kinerja impor nasional. Penerimaan bea keluar mencapai Rp6,6 triliun, tumbuh 176,8% yoy didorong tingginya harga komoditas dan meningkatnya volume ekspor tembaga.

Sementara itu, Menkeu mengatakan untuk penerimaan cukai mencapai Rp43,4 trilliun, tumbuh 53,3% yoy dipengaruhi implementasi kebijakan cukai dan efektivitas pengawasan serta akibat relaksasi PPKM dan membaiknya sektor perhotelan serta pariwisata.

Terakhir, pendapatan negara juga didukung oleh realisasi PNBP yang sampai dengan Februari 2022 mencapai Rp46,2 triliun atau 13,8% dari target APBN 2022. PNBP tumbuh positif sebesar 22,55% yoy terutama didorong pendapatan sumber daya alam (SDA) baik migas maupun nonmigas, serta pandapatan badan layanan umum (BLU).

“Jadi pendapatan negara menggambarkan, satu, pemulihan ekonomi yang menggeliat cukup kuat dan tadi accross beberapa sektor dan jenis pajak dan penerimaan. Kemudian yang kedua, harga komoditas dunia yang melonjak yang memberikan kontribusi,” ucap Menkeu.

Sumber : DDTC

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only