Malaysia Akan Potong Pajak Ekspor, Harga CPO Naik Tipis!

Harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) naik tipis di sesi pembukaan perdagangan pada hari ini, Rabu (11/5/2022), setelah harga CPO turun tajam kemarin. Apa penyebabnya?

Mengacu pada data kepada Refinitiv, pukul 07:20 WIB harga CPO dibanderol di level MYR 6.361/ton atau anjlok 0,76%.

Dengan begitu, harga CPO masih drop 5,79% secara mingguan, tapi tetap naik 2,98% secara bulanan dan menguat 41,17% secara tahunan.

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, menilai bahwa harga CPO dapat terlihat netral di kisaran MYR 6.290-6.409/ton, tapi harga CPO yang berada di luar titik target tersebut, akan menunjukkan arah.

Penembusan di bawah MYR 6.290/ton dapat mengkonfirmasi arah penurunan ke kisaran MYR 6.097-6.190/ton.

Kemarin, harga CPO ditutup pada level terendah dalam dua pekan, karena persediaan CPO di bulan April naik dan nilai ekspor Malaysia juga meningkat. Sementara permintaan akan impor CPO diprediksikan akan berkurang dari India. Pasalnya, India merupakan negara importir terbesar dari minyak sawit dunia. Wajar saja jika harga CPO kemarin menurun, karena persediaan yang lebih banyak tidak sebanding dengan permintaan yang menurun.

Harga CPO di Bursa Malaysia Derivatives Exchange berakhir turun 97 ringgit atau 1,51% di MYR 6.313/ton (US$1.441,10/ton) yang merupakan level terendah sejak 25 April 2022.

Tidak hanya itu, jika mengacu kepada data Diler Kargo Intertek Testing Services bahwa ekspor CPO Malaysia periode 1-10 Mei naik 40,3% menjadi 390.938 ton dari 278.621 ton.

Namun, ketika persediaan CPO yang lebih banyak di pasar minyak nabati, permintaan akan impor CPO malah berkurang di India dan diprediksikan akan turun untuk tahun ketiga beruntun karena kenaikan pada pasokan minyak lokal.

Direktur Asosiasi Ekstraktor Pelarut India BV Mehta mengatakan bahwa India hanya akan melakukan impor CPO sebanyak 12,9 juta ton yang turun dari 13,13 juta ton, karena pasokan akan minyak nabati lokal naik hingga 1,5 juta ton dan membantu mengurangi impor.

Kementerian komoditas Malaysia telah mengusulkan pemotongan pajak ekspor minyak sawit sekitar setengah harga untuk membantu mengisi kekurangan pasokan minyak nabati global dan menumbuhkan pangsa pasar Malaysia.

Menteri Industri dan Komoditas Perkebunan Zuraida Kamaruddin mengatakan dalam sebuah wawancara dengan Reuters pada hari Selasa bahwa kementeriannya telah mengusulkan pemotongan tersebut kepada kementerian keuangan, yang telah membentuk sebuah komite untuk melihat rinciannya.

Malaysia berencana memotong pajaknya, menjadi 4% -6% dari 8% saat ini. Keputusan tersebut akan diimplementasi paling cepat di bulan Juni.

Malaysia ingin meningkatkan pangsa pasar minyak nabati setelah invasi Rusia ke Ukraina mengganggu pengiriman minyak bunga matahari dan langkah Indonesia untuk melarang ekspor minyak sawit semakin memperketat pasokan global.

Malaysia juga akan memperlambat implementasi mandat biodiesel B30, yang menggunakan bahan baku sebanyak 30% minyak sawit. Malaysia ingin memprioritaskan pasokan ke industri pangan global dan domestic terlebih dahulu.

Sebelumnya, Malaysia mengalami krisis tenaga kerja asing karena pembatasan kegiatan ketika pandemi Covid-19, tapi bulan ini Malaysia telah membuka perbatasannya, sehingga pekerja asing diprediksikan akan berdatangan pada pertengahan Mei.

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only