Sri Mulyani Sebut Penerimaan Pajak Semester I 2022 Capai Rp868 T

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penerimaan pajak telah mencapai Rp868,3 triliun pada semester I 2022. Angka tersebut naik 55,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

“Pendapatan pajak kita mencapai Rp868,3 triliun, ini gross-nya 55,7 persen,” kata dia dalam rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, Jumat (1/7).

Ani, sapaan akrabnya, juga menuturkan penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai telah mencapai Rp167,6 triliun atau tumbuh 37,2 persen dibanding tahun lalu.

Sementara, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) mencapai Rp281 triliun atau tumbuh 35,8 persen. Adapun penerimaan negara dari hibah mencapai Rp3 miliar.

“Untuk kinerja PNBP semester 1 yang telah terkumpul Rp281 triliun atau pertumbuhan 35,8 persen kalau kita lihat yang mengalami perubahan juga deviden dari BUMN terutama dari bank-bank Himbara kita terjadi kenaikan yang sangat dramatis dari tahun lalu yang hanya Rp15,9 triliun sekarang sudah naik dua kali lipat di deviden yang kita terima yaitu Rp35,5 triliun,” kata Ani.

Dengan demikian, total pendapatan negara mencapai 1.317,2 triliun pada semester I 2022 ini. Capaian tersebut tumbuh 48,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Lebih lanjut, Ani menuturkan pertumbuhan ekonomi di semester I tahun ini cukup kuat dan dapat berlanjut hingga akhir tahun. Oleh karena itu ia pun menaikkan target penerimaan pajak tahun ini dari Rp1.265 triliun menjadi Rp1.485 triliun.

Meski demikian ia memprediksi penerimaan pajak tahun ini bisa melewati target tersebut. “Kami perkirakan akan melewati revisi dari target tersebut. Kami memperkirakan penerimaan pajak akan mencapai Rp1.608 triliun,” kata Ani.

Sementara itu, Ani juga memprediksi penerimaan dari kepabeanan dan cukai dapat menyentuh Rp316,8 triliun. Sedangkan untuk PNBP ia memprediksi bisa mencapai Rp510,9 triliun hingga akhir tahun.

“Kami perkirakan PNBP akan menembus angka Rp500 yaitu Rp510,9 triliun,” kata dia.

Meski begitu, Ani mengingatkan agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap ancaman inflasi dan resesi AS yang bisa berdampak pada Indonesia. Sebab, harga-harga komoditas bisa naik di semester II 2022 maupun tahun depan.

Sumber : CNN Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only