Penerimaan Pajak Rp 1.028,5 T, Sri Mulyani Sebut 69,3 Persen dari Target

Menteri Keuanganl Sri Mulyani lndrawati mengatakan penerimaan negara sejak awal tahun hingga akhir Juli sangat positif. Penerimaan dari pajak sudah terkumpul Rp 1.028,5 triliun hingga akhir Juli. Nilai itu ini 69,3 persen dari target 2022.

“Ini sesuai dengan tadi pemulihan ekonomi yang sangat impresif pertumbuhan dari penerimaan negara kita,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita yang disiarkan virtual pada Kamis, 11 Agustus 2022.

Dia mengatakan penerimaan pajak yang Rp 1.028 triliun itu, tumbuh 58,8 persen dibandingkan tahun lalu. Nilai itu terdiri dari PPh nonmigas mencapai Rp 595 triliun atau sudah 79,4 persen dari target PPh nonmigas 2022, untuk PPN dan PPnBM Rp 377,6 triliun atau 59,1 persen dari target. 

Kemudian PBB dan pajak Rp 6,6 triliun atau itu 20,5 persen dan PPh Migas Rp 49,2 triliun atau 76,1 persen dari target.

“Kenaikan penerimaan pajak yang sangat kuat disebabkan karena harga komoditas, betul,” ujarnya.

Harga komoditas tahun lalu juga sudah naik yang menyumbangkan Rp 15,6 triliun. Tahun ini harga komoditas yang naik menyumbangkan lebih banyak lagi yaitu Rp 174,8 triliun.

Selain itu penerimaan pajak yang sangat tinggi juga karena ada program untuk pengungkapan sukarela atau PPS yang tidak berulang, terkumpul Rp 61 triliun.

Dia mengatakan tahun lalu memang basis-nya rendah karena tahun lalu, pemerintah masih memberikan banyak sekali insentif perpajakan dan menyebabkan basis penerimaan pajak tahun lalu menjadi tergerus. Tahun ini dengan pemulihan yang makin baik maka berbagai insentif sudah mulai di-face out

“Jadi ini penerimaan pajak yang luar biasa tinggi dan tentu ini nanti dipakai untuk bantalan-bantalan shock absorber, baik untuk subsidi, kompensasi, bansos serta berbagai belanja pemerintahan yang lain,” ujar Sri Mulyani. 

Dia mengatakan pertumbuhan pajak yang mencapai 61,8 persen year-on-year itu di bulan Juli, lebih rendah dari bulan lalu yang mencapai 80,4 persen. Namun dua mengingatkan bahwa pada Juni ada faktor PPS. 

Menurutnya, yang perlu diwaspadai dan dimonitor sangat detaul adalah kontribusi dari komoditas.

“Di luar itu kita berharap penerimaan pajak yang didukung oleh pemulihan ekonomi nasional akan terus berjalan secara cukup baik,” kata dia. 

Sumber: bisnis.tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only