Kabar Baik dari China, Ada Tanda Denyut Ekonomi Mulai Kencang

Jakarta, Bisnis properti komersial seperti perkantoran, gudang, dan ruko di China memasuki tren pemulihan. Hal ini bertolak belakang dengan segmen penjualan properti tinggal seperti rumah dan apartemen yang anjlok di negara itu.

Mengutip laporan CNBC International, analis dan pengembang properti mengatakan kantor, gudang, dan pusat bisnis terbukti tangguh serta terus menghasilkan pendapatan sewa yang stabil.

Grup properti KWG Group Holdings baru-baru ini mengatakan pendapatan dari sewa kantor dan properti komersial lainnya naik 6% pada semester pertama tahun ini. Ini berbanding terbalik dengan pendapatan dari pengembangan perumahan yang turun hampir 37% dari tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Demikian juga, grup properti CIFI Holdings mencatat penurunan 23% tahun-ke-tahun dalam penjualan rumah di China untuk semester pertama. Namun perusahaan itu melaporkan peningkatan 69,5% dalam pendapatan investasi propertinya.

Pada bulan Juli, Hang Lung Properties Hong Kong melaporkan kenaikan kecil pada laba semester pertama. Wakil kepala perusahaan itu, Adriel Chan, menyebutnya sebagai “kejutan yang menyenangkan.”

“Sementara perusahaan melaporkan pendapatan yang lebih rendah dari mal dan hotel karena penguncian pandemi, sewa kantor utama melonjak 16%,” ujar Chan itu dikutip Selasa, (13/9/2022).

“Perkantoran telah melakukannya dengan sangat baik bagi kami. Sekarang menyumbang sekitar 20% dari pendapatan China daratan kami. Dan itu sangat tangguh. Saya tahu bahwa tidak semua pengembang memiliki pengalaman yang sama. Jadi ya, kami akan terus melihat ke perkantoran,” tambah Chan.

Menurut analis dari penasihat real estat Lauressa Advisory partner, Nicholas Spiro, investor properti komersial China dan penyewa mereka tidak menghadapi kesulitan yang sama seperti para penjual properti perumahan. Pasalnya, sektor perumahan saat ini berjuang dengan melemahnya penjualan serta tekanan resesi dan utang.

“Sementara Beijing berusaha mengempiskan gelembung di pasar perumahan tanpa menghancurkan ekonomi, itu memprioritaskan investasi di bidang infrastruktur dan ekonomi baru, yang menguntungkan sektor properti industri dan logistik pada khususnya,” papar Spiro.

Spiro juga melihat ruang untuk pertumbuhan di sektor komersial China. Peluang ini sangat terbuka khususnya di di kota-kota sekunder.

“Dan pola pikir konservatif perusahaan China, yang membuat perubahan pola kerja yang disebabkan pandemi lebih bermasalah daripada di AS dan Inggris, memberi pertanda baik untuk sektor ini dalam jangka panjang,” tambahnya.

Selain kebijakan pendukung yang lebih luas, otoritas China juga memiliki skema yang lebih langsung untuk membantu para penyedia properti komersial seperti mengurangi pajak penggunaan lahan perkotaan dan memberikan subsidi kepada pemilik tempat untuk menutupi biaya sewa.

Tak hanya itu, investor real estat global Hines melihat para penyewa properti komersial di China juga meningkatkan permintaan untuk ruang ritel dan kantor. Ini didorong oleh meningkatkan peluang bisnis yang dirasa perlu untuk memiliki sebuah kantor.

“Kami melihat pengecer menggunakan pengaturan ulang pasar saat ini untuk bereksperimen dengan konsep dan pengalaman merek baru,” kata kepala penelitian China di Hines, Claire Cormier Thielke.

“Untuk kantor, kami melihat penyewa ingin meningkatkan ke ruang dan lokasi yang lebih sesuai dengan kebutuhan mereka dan pekerjaan yang lebih modern dan lebih kolaboratif.”

Sumber: CNBCIndonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only