Siap-siap, Harga Properti Bakal Lepas Landas

JAKARTA. Jangan kaget kalau harga properti mulai lepas landas. Selain karena program insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) telah berakhir sejak bulan lalu, harga properti juga terungkit oleh peningkatan harga bahan dan tren kenaikan suku bunga.

Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) menyatakan kenaikan harga berbagai bahan bangunan bakal melambungkan harga jual properti. Material yang mengalami kenaikan harga seperti besi dan baja, semen, pasir, batu, keramik, kabel, cat, genteng dan produk lain.

Dibandingkan dengan tahun lalu, harga besi dan baja saat ini sudah terungkit hingga kisaran 90%-100%. Peningkatan harga bahan bangunan semakin menjadi dengan adanya kenaikan harga bahan bakar minyak dan solar.

“Semuanya ini akan berpengaruh terhadap harga jual properti dimasa depan,” kata Sekretaris Jenderal DPP APERSI Daniel Djumali ke KONTAN, akhir pekan lalu.

Tak cukup sampai di situ, kenaikan suku bunga juga akan mengerek harga jual properti. APERSI mewanti-wanti kenaikan itu akan ditanggung oleh konsumen yang membeli rumah dengan sistem KPR.

Kenaikan suku bunga akan mendorong harga jual dan menekan pasar properti dalam negeri. Menurut Daniel, kelompok konsumen pengguna KPR yang akan paling terdampak adalah kaum millenial dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Tertekan lagi

Segendang sepenarian, pengembang properti PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) juga menakar situasi serupa. Apalagi, program insentif PPN DTP telah berakhir pada Bulan September 2022. Berakhirnya program itu bakal terasa bagi konsumen.

Kenaikan suku bunga, harga BBM dan harga bahan bangunan beberapa waktu lalu mengakibatkan kenaikan biaya produksi. Pada akhirnya, harga pokok penjualan dari produk-produk Metland di area tertentu terpengaruh.

“MTLA sudah melakukan penyesuaian harga produk terhadap hal itu,” ungkap Direktur PT Metropolitan Land Tbk Olivia Surodjo kepada KONTAN, Jumat (7/10).

Metland melihat, sejatinya belakangan daya beli masyarakat perlahan mulai positif. Kondisi itu didukung oleh mobilitas masyarakat dan aktivitas perekonomian yang berangsur normal. Dua indikator sebagai penanda yakni jumlah kunjungan ke pusat perbelanjaan dan penerbangan yang mulai meningkat.

Namun sejumlah tantangan dalam industri properti tadi bisa berpotensi kembali menekan daya beli. Kenaikan inflasi sebagai akibat dari efek domino peningkatan harga BBM dan bahan bangunan akan mempengaruhi daya beli masyarakat.

Oleh karena itu, MTLA menyiapkan beberapa strategi. “Seperti memberikan kemudahan cara membayar, promo-promo menarik maupun mengembangkan produk- produk yang dapat diserap oleh target market dan sesuai dengan kemampuan bayar,” ungkap Olivia.

Hingga Agustus 2022 Metland mencatatkan marketing sales Rp 942 miliar. Perolehan yang terdiri dari pre sales dan recurring revenue itu kurang lebih separuh dari target yang ditetapkan sepanjang tahun ini sebesar Rp1,8 triliun.

Pada semester I-2022, MTLA mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk senilai Rp 110,64 miliar. Labanya tumbuh 30,9% year on year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2021.

Sumber : Harian Kontan Senin 10 Oktober 2022 hal 13

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only