Biden Minta Perusahaan Migas Setop Cari Untung Dari Perang

Presiden Joe Biden pada Senin (31/10) meminta perusahaan-perusahaan minyak dan gas (migas) menggunakan perolehan laba mereka untuk menurunkan biaya bagi penduduk Amerika Serikat (AS) dan meningkatkan produksi, atau membayar tarif pajak yang lebih tinggi.

Dalam pidato sambutan di Gedung Putih, Biden mengkritik perusahaan-perusahaan minyak yang menghasilkan keuntungan besar sementara penduduk Amerika – yang sudah lelah menghadapi inflasi – masih membayar pembelian bahan bakar minyak (BBM) yang besar untuk mengisi mobil mereka.

“Industri minyak belum memenuhi komitmennya untuk berinvestasi di Amerika dan membantu rakyat Amerika. Mereka tidak sekadar menghasilkan pengembalian yang adil, mereka menghasilkan keuntungan yang sangat tinggi sehingga sulit untuk dipercaya,” ungkap dia, yang dilansir Reuters.

Biden menambahkan bahwa keuntungan yang diperoleh perusahaan merupakan hasil windfall perang – merujuk pada perang Rusia-Ukraina – dan perusahaan-perusahaan memiliki tanggung jawab untuk bertindak.

“Saya pikir itu keterlaluan. Jika mereka memberikan keuntungan itu kepada konsumen, harga bensin akan turun sekitar 50 sen. Jika tidak, mereka akan membayar pajak yang lebih tinggi atas kelebihan keuntungan mereka, dan menghadapi pembatasan lain,” ujarnya.

Menurut Biden, Gedung Putih akan bekerja dengan Kongres untuk melihat opsi ini dan lainnya. “Sudah waktunya bagi perusahaan-perusahaan ini untuk menghentikan pencatutan perang,” tambahnya.

Biden menuturkan, perusahaan-perusahaan minyak dan gas harus menginvestasikan keuntungan mereka untuk menurunkan biaya-biaya yang dikeluarkan penduduk Amerika dan meningkatkan produksi. Dan jika tidak, dia akan mendesak Kongres untuk mempertimbangkan mewajibkan perusahaan minyak membayar denda pajak dan menghadapi pembatasan lainnya.

Raksasa energi global termasuk Exxon Mobil Corp (XOM.N) dan Chevron Corp (CVX.N) membukukan putaran laba kuartalan yang besar. Keuntungan ini didapat dari melonjaknya harga gas alam dan bahan bakar yang telah mendorong inflasi di seluruh dunia dan menyebabkan seruan baru untuk memajaki sektor ini lebih lanjut.

Sebagai informasi, sudah berbulan-bulan lamanya Gedung Putih mempertimbangkan usulan Kongres yang dapat membebani keuntungan produsen minyak dan gas sementara konsumen berjuang dengan harga energi yang lebih tinggi.

Pada Juli, aggota parlemen Inggris menyetujui pajak windfall 25% untuk produsen minyak dan gas di Laut Utara Inggris yang diperkirakan bakal meningkatkan 5 miliar pound (US$ 5,95 miliar) dalam satu tahun untuk membantu warganya yang sedang berjuang mengatasi tagihan energi yang melonjak.

Sumber: investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only