Sri Mulyani Pamer Ekonomi RI di Depan Kepala Negara G20

Di tengah tantangan ekonomi dunia mulai dari inflasi tinggi hingga geopolitik yang memicu krisis energi dan pangan, Indonesia masih berhasil mencetak pertumbuhan yang kuat. Seperti diketahui, ekonomi Indonesia tumbuh 5,72% pada kuartal III-2022.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan bahwa Indonesia tetap menjaga optimisme. Namun, pada saat yang sama, Indonesia tetap waspada dengan lingkungan global yang sangat dinamis.

“Optimisme tetap penting, sekaligus waspada harus tetap terjaga. Inilah pola pikir pembuat kebijakan ekonomi Indonesia. Kami tidak menakut-nakuti Anda dengan mengatakan bahwa kami perlu waspada, waspada berarti Anda harus bersiap untuk kemungkinan dan kemungkinan apa pun dan Anda sebenarnya tidak terhalang oleh kemungkinan apa pun ini,” kata Sri Mulyani dalam KTT B20, Senin (14/11/2022).

Oleh karena itu, Sri Mulyani mengimbau agar pemimpin dunia fokus dan terus mengkalibrasi ulang pilihan kebijakannya masing-masing.

Untuk Indonesia, dia menuturkan pemulihan ekonomi kita terus berjalan. Menurut Sri Mulyani pertumbuhan tinggi pada kuartal III sebesar 5,72%, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi awal pemerintah.

“Pemulihan ekonomi yang kuat terus didukung oleh permintaan domestik yang kuat, terutama pada konsumsi tetapi juga sekarang diikuti oleh pemulihan investasi. Tapi kami juga cukup beruntung menikmati daya apung dari pertumbuhan ekspor,” kata Sri Mulyani.

Hal ini ditopang oleh penanganan pandemi kita yang efektif dan berbagai kebijakan yang mendukung baik permintaan, terutama dalam bentuk bantuan sosial dan subsidi. Langkah ini telah melindungi perekonomian dan masyarakat dari goncangan besar termasuk harga pangan dan energi.

“Di sisi lain, kami juga menggunakan alat kebijakan kami untuk mendukung sisi penawaran. Ini dalam bentuk keringanan pajak, beberapa insentif dan juga dalam hal ini dukungan pembiayaan,” ujarnya.

Sri Mulyani berpandangan kombinasi alat-alat tersebut harus selalu dalam perpaduan yang tepat, karena ekonomi tidak berada dalam satu tantangan atau masalah sederhana.

Lebih lanjut, Sri Mulyani menuturkan aktivitas ekonomi yang lebih kuat telah mempertahankan dan meningkatkan kondisi pasar tenaga kerja kita. Tingkat pengangguran yang naik menjadi 6,5% pada Agustus 2021 kini telah turun menjadi 5,9% pada Agustus 2022, papar Sri Mulyani.

“Ini merupakan catatan yang baik baik dari pertumbuhan maupun inklusivitas pertumbuhan ini termasuk juga dalam pengentasan kemiskinan. Namun kami tidak, dalam hal ini, berpuas diri dengan pencapaian yang baik dan kuat ini. Kami terus bekerja keras dengan fokus pada risiko baru yang muncul dari ekonomi global,” ungkapnya.

Dalam suasana ini, stabilitas harga adalah salah satu fokus terpenting dan strategis saat ini.

Untuk menjaga stabilitas, Sri Mulyani berpandangan hal ini bukan hanya pekerjaan kebijakan moneter, tetapi juga otoritas fiskal hingga pemerintah negara.

“Karena kami memahami bahwa kenaikan harga tidak hanya berasal dari permintaan agregat yang agresif, tetapi juga berasal dari gangguan pasokan.”

“Jadi kami mencoba sangat teliti dalam merancang dan merancang instrumen mana yang cocok untuk mengatasi area ekspansi permintaan agregat menggunakan kebijakan moneter seperti menaikkan suku bunga dan sedikit pengetatan,” tegasnya.

Pemerintah, menurut Sri Mulyani, akan terus meningkatkan upaya untuk terus menggenjot pemulihan ekonomi Indonesia ke depannya.

“Kami mencermati bagaimana dinamika dan risiko perekonomian global ini dapat mempengaruhi stabilitas sistem keuangan kita. Kita belajar dari krisis keuangan 97-98 dan krisis keuangan global 2008-2009,” pungkasnya.

Hadir dalam KTT B20, Perdana Menteri Kanada Justin Pierre James Trudeau dan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol. Sementara itu, dari pemerintah RI, Menteri Koordinasi Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, dan Ketua DPR RI Puan Maharani tampak hadir di tengah-tengah tamu undangan B20.

cnbc indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only