Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta kepada para pelaku usaha besar dan BUMN untuk berbagi dengan UMKM. Dalam hal ini, dia mendorong terciptanya kemitraan antara perusahaan BUMN dan usaha besar dengan UMKM.
“Presiden meminta kepada usaha besar untuk berbagi dengan UMKM, caranya dimitrakan. Dengan bermitra ini juga akan memberikan keuntungan pada usaha besar yaitu mendapatkan insentif pajak dan upah minimum dikecualikan sehingga biaya produksi usaha besar dapat diturunkan,” ungkapnya dalam Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar di Gedung Smesco, Jakarta, Kamis, 24 November 2022.
Lebih lanjut, Teten berjanji akan terus berjuang dan meminta kepada Presiden Jokowi untuk mendorong kemitraan antara perusahaan BUMN dan usaha besar dengan UMKM. Namun, dia memberikan syarat kepada pelaku UMKM untuk mampu meningkatkan standar produknya agar perusahaan BUMN dan usaha besar semakin tertarik untuk bermitra dengan UMKM.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
“Kita harus komitmen tingkatkan mutu produk kita. Jadi ada standardisasi. Saya akan terus berjuang meminta Presiden mendorong kemitraan usaha besar dengan UMKM,” kata Teten.
Menurutnya, saat ini UMKM Indonesia yang terhubung dengan global value chain baru mencapai 4,1 persen. Hal ini berbanding terbalik dengan Vietnam yang mampu mencatatkan 46,2 persen UMKM nya terhubung dengan global value chain.
Selain itu, kontribusi ekspor UMKM Indonesia baru mencapai 15,5 persen. Capaian ini sangat jauh dibandingkan Tiongkok yang kontribusi ekspor UMKM nya mencapai 70 persen.
Maka dari itu, dengan adanya kemitraan antara UMKM dengan perusahaan BUMN dan usaha besar, diharapkan kontribusi UMKM dapat lebih baik ke depannya. “Dengan kemitraan, UMKM dapat menjadi bagian dari industrialisasi. Jadi kalau industrinya berkembang, UMKM juga tumbuh dan tidak tertinggal di bawah,” tuturnya.
Di tempat yang sama, Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan UMKM Kementerian BUMN Loto Srinaita Ginting berharap dengan adanya acara ini, dapat terjadi business matching yang menguntungkan bagi BUMN. “Jadi BUMN bisa dapat vendor yang kompetitif di kelas UMKM. UMKM juga bisa mendapatkan BUMN dan kelas usaha besar yang menjamin suplai dari produknya dan diharapkan lebih lancar ke depannya,” kata Loto.
Dia juga menyampaikan belanja produk dalam negeri melalui PaDi (Pasar Digital) BUMN per 31 Oktober 2022 telah mencapai Rp241,3 triliun. Diharapkan melalui acara ini, capaian belanja dalam negeri ini juga dapat meningkat lagi ke depannya.
Staf Ahli Bidang Pengembangan Sektor Investasi Prioritas Kementerian Investasi/BKPM Aries Indanarto menambahkan, kerja sama antara PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) dengan pelaku UMKM tahun ini ditargetkan dapat mencapai Rp5 triliun. “Selain itu, PMA (Penanaman Modal Asing) juga diharapkan bekerja sama dengan pelaku usaha daerah atau UMKM. Sehingga ke depannya pelaku UKM/IKM dapat meningkatkan daya saingnya,” ucap Aries.
Sementara itu, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengatakan saat ini IKM di Indonesia mencapai 4,4 juta atau 90 persen dari pelaku industri di Indonesia dan mampu menyerap 66 persen tenaga kerja. Dengan kegiatan kemitraan ini, diharapkan IKM dapat meningkatkan kinerja, daya saing dan kontribusi terhadap PDB (Produk Domestik Bruto).
Perlu diketahui, kegiatan ini melibatkan 17 perusahaan BUMN yaitu Perum Perhutani, Perum Bulog, PT INKA, PT Kimia Farma, PT Krakatau Steel, PT Pertamina, PT Perusahaan Listrik Negara, PT Rajawali Nusantara Indonesia, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia, PT Berdikari, PT Garam, PT Perikanan Indonesia, PT Sang Hyang Seri, PT Bio Farma, PT Perkebunan Nusantara III, dan PT Pindad. Selain itu, ada juga dua usaha besar yang ikut yakni PT Lulu Group Ritel dan PT Gramedia Asri Media.
Sementara itu, terdapat 850 pelaku UKM/IKM dari seluruh provinsi yang diharapkan dapat masuk ke dalam rantai pasok BUMN dan Usaha Besar.
Sumber: medcom.id
Leave a Reply