Sri Mulyani Beberkan Penerimaan Pajak Semester I

Realisasi Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dalam negeri sebesar Rp 175,6 triliun. Angka ini lebih rendah dari posisi semester I-2022 yang mencapai Rp 217 triliun. PPN dalam negeri ditopang oleh peningkatan produksi dan konsumsi domestik yang stabil.

“Jadi PPN dalam negeri termasuk kontributor terbesar di dalam penerimaan pajak sudah terkumpul Rp 175,6 triliun,” kata dia.

Adapun realisasi PPh badan mencapai Rp 209 triliun pada semester I-2023. Angka ini lebih rendah dari semester I-2022 yang sebesar 263,7 triliun. Kinerja PPh badan didukung profitabilitas usaha dan dampak harga komoditas yang bertahan tinggi pada 2022.

“PPh badan menjadi kontributor terbesar dalam penerimaan pajak telah terkumpul Rp 209 triliun,” imbuh Sri Mulyani.

Selanjutnya, realisasi PPN impor senilai Rp 124,2 triliun pada semester I-2023. Kinerja PPN impor dipengaruhi perlambatan aktivitas impor. “Untuk PPN impor ini yang kita waspadai karena dengan pelemahan perdagangan internasional terlihat PPN impor mengalami kontraksi 0,4%. Tahun lalu, PPN impor tumbuh sangat tinggi yaitu 44,7%,” tutur dia.

Kemudian, realisasi penerimaan bea cukai sebesar Rp 135,4 triliun pada semester I-2023. Angka ini menunjukkan kontraksi 18,8% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. Sedangkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai Rp 302,1 triliun (68,5%) atau tumbuh 5,5% (yoy). Alhasil, total pendapatan negara mencapai Rp 1.407,9 triliun (57,2% dari target) atau tumbuh 5,4%

Sumber : investor.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only