Top! Ratusan Motor Listrik Ngaspal, Impor BBM Makin Kesedot

Pemerintah dalam hal ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan salah satu dampak yang bisa dirasakan oleh pemerintah dalam penggunaan kendaraan listrik bagi masyarakat adalah potensi berkurangnya jumlah impor Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam negeri.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji mengatakan bahwa dengan mengaspalnya kendaraan listrik khususnya motor listrik di Indonesia bisa memangkas impor BBM.

Dia mengatakan, penghematan bisa terjadi dalam perhitungan setiap 500 ribu motor listrik di Indonesia sama dengan memangkas impor BBM hingga 160 ribu liter. “Saat ini kan (target motor listrik) 150 ribu, kalau sudah mencapai 500 ribu bisa menghemat sekitar 160 ribu atau 0,16 juta liter (BBM). Jadi itu yang diperkirakan. Sekarang masih 150 ribu,” ungkapnya kepada CNBC Indonesia dalam program ‘Energy Corner’, Senin (27/2/2023).

Tutuka juga menyebutkan, dampak yang lebih besar lagi bisa didapatkan oleh Indonesia bila semua kendaraan roda dua menggunakan energi listrik. Dia menyebutkan penghematan BBM yang bisa diraih sama dengan produksi minyak mentah dalam negeri saat ini atau sebesar 620 ribu barel.

“Kalau semua bisa di-convert suatu saat nanti, itu kurang lebih sama dengan produksi minyak nasional saat ini. Jadi sangat signifikan motor ini bisa dilakukan konversi, itu sangat membantu mengurangi impor BBM,” tandasnya.

Hal ini seperti yang dikatakan sebelumnya oleh Menteri ESDM, Arifin Tasrif yang berharap dengan adanya pemberian paket insentif berupa pemberian subsidi untuk pembelian motor listrik sebesar Rp 7 juta per unitnya, ditargetkan 100-150 ribu unit motor listrik dapat mengaspal di jalanan RI.

“Kalau motor ya 100-150 ribuan lah. Tapi ya ke depannya mudah-mudahan bisa. Kan kalau masyarakat udah nyobain merasa hematnya, gampangnya,” ujar Arifin saat ditemui di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (24/2/2023).

Di samping itu, menurut Arifin dengan masyarakat beralih menggunakan motor listrik tentunya akan berdampak pada penurunan impor Bahan Bakar Minyak (BBM) atau minyak mentah yang selama ini cukup membebani keuangan negara.

“Motor saja kalau dia pakai 1 liter kali 120 juta motor itu sama juga hampir 600 ribu barel per hari cuma dari motor. Belum dari mobil, belum dari kapal laut, belum transportasi yang lain. Kapal juga akan mengarah bahan yang ramah lingkungan,” kata dia.

Sebelumnya, Arifin menyebut pemerintah bakal menerapkan pemberian insentif berupa subsidi pembelian kendaraan listrik baik motor maupun mobil listrik mulai Maret 2023 ini. Hal tersebut ia ungkapkan usai menghadiri rapat koordinasi dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan di Kantor Kemenko Marves.

“Mengenai implementasi untuk kendaraan listrik, yang dibahas itu, rencananya kita Maret udah jalan nih,” saat ditanya isu pembahasan dalam rapat koordinasi dengan Luhut, Senin (20/02/2023).

Sementara itu, untuk subsidi pembelian mobil listrik sendiri pihaknya belum merinci mekanismenya akan seperti apa. Namun sebelumnya, Luhut sempat menyebut bahwa subsidi mobil listrik berupa pengurangan pajak.

Selain motor listrik, subsidi juga akan diberikan untuk program konversi dari motor konvensional berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM) ke motor listrik.

“Kalau yang motor adalah insentif membantu masyarakat untuk bisa memiliki sepeda motor listrik, baik yang konversi maupun baru dengan biaya lebih murah. Tujuannya apa, satu dengan memakai kendaraan listrik masyarakat bisa menghemat biaya bahan bakar ya,” jelasnya.

Sumber : Cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only