Pemerintah telah menetapkan kebijakan penyesuaian tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12%, mulai berlaku pada 1 Januari 2025. Namun, kenaikan tarif PPN 12% hanya untuk barang dan jasa mewah.
Batalnya kenaikan tarif PPN menjadi 12% untuk barang dan jasa umum, termasuk barang konsumsi tampaknya menjadi kado manis bagi sektor konsumer. Baik dari sisi pelaku usaha maupun konsumen.
Kebijakan ini memberikan ruang nafas tambahan bagi masyarakat. Terutama dalam menjaga daya beli yang berperan penting dalam roda konsumsi domestik, serta bagi emiten konsumer yang sangat bergantung pada stabilitas daya beli masyarakat.
Analis NH Korindo Sekuritas, Ezaridho Ibnutama mengungkapkan, pembatalan rencana kenaikan PPN menjadi 12% menjadi katalis positif bagi emiten konsumer.
Melihat sentimen tersebut, saham-saham seperti PT Mayora Indah Tbk (MYOR), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) menarik untuk dicermati sejak awal tahun 2025. Terutama untuk kategori konsumer siklikal.
Namun sektor konsumer tetap menghadapi tantangan utama berupa daya beli masyarakat yang masih lemah. “Daya beli konsumen menjadi masalah utama emiten konsumer di 2025,” kata Ezaridho kepada Kontan, Kamis (2/1).
Kondisi ini diperkirakan mendorong masyarakat untuk lebih selektif dalam memilih produk-produk consumer goods pada tahun ini.
Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta membenarkan, keputusan pemerintah tidak menaikkan tarif PPN terhadap barang konsumsi memberikan dampak positif bagi emiten di sektor ini.
Selain itu, sektor ini bakal makin cerah karena katalis positif dari program makan bergizi gratis yang akan dimulai di tahun 2025, “Batalnya kenaikan PPN ini bagus untuk sektor konsumer, ” ucap Nafan kepada Kontan, Kamis (2/1).
Ia juga menyoroti, dengan lebih dari 50% pertumbuhan ekonomi Indonesia ditopang konsumsi domestik dan sektor konsumer memerlukan perhatian khusus. Juga dukungan stimulus fiskal pemerintah untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.
Menurutnya, apabila Indonesia ingin mendorong pertumbuhan ekonomi diatas 5%, maka sektor konsumer perlu dioptimalkan. Selain memperkuat sektor ekspor dan investasi.
Nafan merekomendasikan accumulative buy saham AALI, MYOR, ICBP dan UNVR. Target harga masing-masing Rp 6.375, Rp 2.890, Rp 11.675 dan Rp 2.000 per saham.
Sumber: Harian Kontan, Jumat 3 Januari 2025, Hal 4
Leave a Reply