Insentif Pajak Pacu Penjualan SMRA

Summarecon Agung (SMRA) berharap suku bunga kompetitif dan insentif pajak properti mendorong penjualan properti tahun ini

Manajemen PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) melihat tren industri properti masih cukup baik di kuartal kedua tahun ini. Proyeksi tersebut salah satunya didukung oleh masih tingginya permintaan rumah dan ruko untuk segmen menengah ke atas yang ditawarkan perusahaan.

Direktur PT Summarecon Agung Tbk, Lydia Tjio mengatakan, bagi calon pembeli, salah satu alternatif cara pembayaran yang dapat dipilih adalah melalui kredit pemilikan rumah (KPR) yang ditawarkan perbankan. Saat ini suku bunga KPR yang ditawarkan oleh bank masih terbilang relatif cukup kompetitif, sehingga dapat dimanfaatkan oleh calon pembeli.

“Bagi kami, permintaan akan rumah dan ruko untuk segmen menengah ke atas seperti yang kami tawarkan saat ini diperkirakan masih cukup baik di kuartal II-2025,” ungkap Lydia kepada KONTAN, pekan lalu.

Pencapaian prapenjualan atau marketing sales Summarecon Agung selama tiga bulan pertama tahun ini mencapai hampir Rp 900 miliar dan realisasi tersebut masih sejalan dengan target yang ditetapkan perusahaan.

Adapun kawasan-kawasan yang paling berkontribusi terhadap pencapaian penjualan SMRA selama periode tersebut adalah dari kawasan Serpong dan Crown Gading.

Demi memaksimalkan marketing sales ke depan, SMRA tetap getol melakukan penawaran lewat peluncuran produk-produk baru dan menawarkan produk-produk dalam stock inventory. “Terutama mengenai produk-produk yang dapat memenuhi kriteria untuk diikutsertakan dalam b program insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN-DTP) dari pemerintah pada tahun ini,” tambah Lydia.

Produk baru

Summarecon Agung juga berencana meluncurkan beberapa proyek baru dalam waktu dekat ini. “Akan tetapi untuk saat ini kami belum bisa memberikan informasi lebih detail karena masih dalam proses perencanaan,” ucap Lydia.

Terkait strategi pemasaran, Lydia mengungkapkan bahwa tidak ada perubahan signifikan dalam pendekatan perusahaan. “Kami tetap melakukan launching produk-produk baru dan menawarkan produk dalam stock inventory, khususnya yang memenuhi kriteria untuk program insentif PPN-DTP dari pemerintah yang diberlakukan tahun ini,” ujar Lydia.

Dengan pencapaian prapenjualan yang positif di awal tahun dan strategi yang terus disesuaikan dengan tren pasar, SMRA optimistis dapat mempertahankan kinerja di sepanjang 2025.

Hanya saja, pendapatan dan laba bersih Summarecon Agung tercatat menurun selama tiga bulan pertama tahun 2025. Pendapatan neto. SMRA sebesar Rp 2,10 triliun per kuartal I 2025, turun 1,39% secara tahunan alias year-on-year (yoy) dari Rp 2,13 triliun di kuartal I 2024.

Secara rinci, pendapatan itu mayoritas disumbangkan oleh segmen pengembang properti sebesar Rp 1,33 triliun. Lalu, segmen properti investasi menyumbang Rp 552,48 miliar dan segmen lain-lain Rp 218,82 miliar.

Beban pokok penjualan dan beban langsung SMRA naik menjadi Rp 1,038 triliun pada akhir Maret 2025, dari sebelumnya Rp 1,033 triliun di akhir Maret 2024.

Laba kotor pun menjadi Rp 1,06 triliun di akhir kuartal I 2025, turun tipis 3,15% yoy dari Rp 1,09 triliun di periode sama tahun lalu.

Alhasil, laba bersih Summarecon Agung menjadi Rp 238,22 miliar per akhir kuartal I 2025, menyusut 46,02% yoy dibandingkan kuartal I-2024 senilai Rp 441,39 miliar. Penurunan laba bersih menjadi catatan penting untuk perbaikan di kuartal berikutnya.

Sumber : Harian Kontan 6 Mei 2025 Halaman 11

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only