Soal Target Pajak 2026 yang Naik 13,5 Persen, DPR: Kita Punya Menteri Keuangan yang Hebat

KETUA Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Mukhamad Misbakhun merespons target penerimaan pajak yang naik 13,5 persen dalam rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (RAPBN) 2026. Anggota dewan dari fraksi Partai Golkar itu yakin sasaran tersebut mampu diraih.

Dia menyebut jajaran kementerian keuangan sanggup mencapai target penerimaan tersebut. “Sangat mungkin (tercapai). Kita punya pegawai-pegawai pajak yang hebat. Kita punya Menteri Keuangan yang hebat Kita punya Dirjen (Direktur Jenderal) pajak yang hebat,” ucapnya ketika ditemui seusai sesi diskusi CFX Crypto Conference di Tabanan, Bali, Kamis, 21 Agustus 2025

Penerimaan pajak dalam APBN 2026 ditargetkan mencapai Rp 2.357,7 triliun. Target pendapatan pajak tersebut naik 13,5 persen dari outlook pajak tahun ini yang diprediksi Rp 2.076,9 triliun.

Dalam konferensi pers RAPBN 2026 dan nota keuangan di kantor pusat Direktorat Jenderal Pajak Jakarta, Jumat, 15 Agustus 2025, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan perlu upaya keras untuk mewujudkan target tersebut. “Untuk penerimaan pajak Rp 2.357,7 triliun itu artinya harus tumbuh 13,5 persen. Itu cukup tinggi dan ambisius,” ucapnya.

Meski demikian, bendahara negara memastikan tak ada penambahan kebijakan pajak dan tarif baru untuk mengejar target tersebut. Aturan masih mengacu pada Undang-undang Harmonisasi Perpajakan (UU HPP). “Jadi tidak ada tarif baru,” ujarnya.

Upaya yang akan dilakukan adalah melalui reformasi internal perpajakan. Sistem Coretax dan pertukaran data akan makin diintensifkan. Pemerintah juga memperkuat sistem pemungutan transaksi digital dalam dan luar negeri. 

Strategi lain adalah joint program dalam analisis data, pengawasan, pemeriksaan, intelijen, dan kepatuhan perpajakan. Terakhir dengan memberikan insentif daya beli, investasi dan hilirisasi. 

Pada kesempatan yang sama Sri memaparkan total penerimaan APBN dari pajak, bea dan cukai hingga penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tahun depan ditargetkan Rp 3.147,7 triliun. Angka ini naik dibanding penerimaan pada tahun ini yang diprediksi hanya Rp 2.865,5 triliun.

Artinya target penerimaan negara pada 2026 naik 9,8 persen dari tahun ini. Bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menilai target penerimaan cukup besar. Padahal kinerja selama 3 tahun terakhir kenaikan paling tinggi hanta 5,6 persen.

Sri mengatakan, bahkan tahun ini pertumbuhan pendapatan negara lebih rendah. “Kemungkinan (2025) hanya 0,5 persen pertumbuhannya,” ucapnya.

Sumber : www.tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only