Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya penguatan sistem pajak nasional sebagai tulang punggung penerimaan negara.
Ia menyoroti kebutuhan belanja negara yang terus meningkat dan menekankan bahwa sistem perpajakan harus mampu mengimbangi tekanan tersebut.
“Penerimaan negara tidak boleh tertinggal karena kebutuhan negara tidak pernah turun,” kata Sri Mulyani dalam pertemuan bersama jajaran eselon II Kementerian Keuangan di Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Ia menjelaskan, kebutuhan anggaran terus tumbuh seiring tekanan sosial, ekonomi, hingga keamanan.
Belanja negara menyasar berbagai bidang strategis, mulai dari bantuan sosial, pendidikan, kesehatan, hingga pembangunan infrastruktur dan ketahanan nasional.
Menurut dia, Direktorat Jenderal Pajak memegang peran sentral dalam menjaga keberlanjutan fiskal negara.
Untuk itu, pembenahan sistem pajak melalui implementasi teknologi menjadi fokus utama.
“Perbaiki sistem core tax yang sedang kita bangun. Jalankan, yakinkan dia bisa berfungsi untuk melayani wajib pajak secara mudah dan mampu untuk kita menjalankan tugas mengumpulkan penerimaan pajak secara efisien, akuntabel, dan adil,” ujar Sri Mulyani.
Ia menekankan, transformasi organisasi perlu menyentuh aspek struktur, fungsi, dan sumber daya manusia.
Penataan kelembagaan juga berlaku untuk Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang bertugas menjaga perekonomian nasional di tengah dinamika perdagangan global.
“Perdagangan internasional menjadi senjata dalam berkompetisi dan bahkan berkonfrontasi. Harus mampu mengantisipasi tantangan tersebut,” ucapnya.
Ia menambahkan, tantangan semakin kompleks dengan perubahan geopolitik global.
Fungsi intelijen dibutuhkan untuk mendeteksi titik rawan di tengah fragmentasi rantai pasok dan dinamika politik internasional.
Di saat bersamaan, ekspektasi publik terhadap kinerja lembaga pajak dan bea cukai semakin tinggi. Media sosial memberi ruang masyarakat menyampaikan tuntutan secara terbuka.
“Pajak dan Bea Cukai akan terus menjadi institusi yang disorot publik. Masyarakat akan terus menyampaikan pandangan dan aspirasi. Menagih karena merasa menjadi pembayar pajak. Menagih kepada negara dan pemerintah agar mereka mendapatkan pelayanan, agar mereka merasakan hasil dari pajak yang dibayarkan,” tutur Sri Mulyani.
Ia meminta seluruh jajaran penerimaan negara menjawab tantangan tersebut dengan pendekatan yang tegas sekaligus manusiawi.
Kepemimpinan yang peduli dan mampu membangun kepercayaan menjadi kunci dalam meningkatkan penerimaan dan mendukung perbaikan ekonomi nasional.
“Lakukan edukasi, lakukan pendekatan yang manusiawi, namun pada saat yang sama berwibawa dan tegas,” kata Sri Mulyani.
Sumber: kompas.com
Leave a Reply