BKPM Kebut Penyelesaian Investasi Mangkrak Rp 500 T

Depok – Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menegaskan akan menggenjot percepatan penyelesaian proyek mangkrak, guna menarik kepercayaan investasi asing masuk ke Indonesia. Apalagi, sebagai negara destinasi investasi, Indonesia memiliki prospek yang menjanjikan, sebut saja puncak bonus demografi 2030, 2,01 juta km2 luas daratan, 3,25 juta km2 luas lautan, 99.093 km panjang garis pantai dan tentunya sumber daya alam yang melimpah.

Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyebutkan, saat ini masih ada Rp 522 triliun nilai proyek mangkrak yang harus dikebut penyelesaiannya. Tercatat, dari Rp 708 triliun potensi realisasi investasi, baru Rp 186 triliun yang berhasil difasilitasi.

“Kita suka promosi keluar tapi ternyata ada potensi Rp 708 triliun. Persoalannya, ada arogansi birokrasi yang tinggi, arogansi sektoral antara kementerian, aturan tumpang tindih gubernur-wali kota. Apakah itu salah? tidak juga karena undang-undangnya memungkinkan itu, ditambah lagi dengan adanya hantu-hantu tanah yang tak mudah diselesaikan,” ujarnya pada orasi ilmiah dalam upacara wisuda program profesi, spesialis, magister dan doktor semester gasal tahun akademik 2019/2020 Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (1/2/2020).

Lebih lanjut Bahlil mengatakan, untuk mempercepat penyelesaian investasi mangkrak butuh keseriusan yang tak mudah. Apalagi di tengah ketegangan dan ketidakpastian yang kian meningkat dan semakin memperlemah pertumbuhan global, sehingga mempengaruhi minat investasi. Sebut saja, perang dagang AS-Tiongkok, konflik di Timur Tengah (Suriah, Yaman, dan Iraq), demonstrasi di Hong Kong, pertumbuhan ekonomi India melambat, kisruh di negara-negara Amerika Latin (Bolivia, Venezuela, Ekuador, Cile), keluarnya Inggris dari Uni Eropa (British Exit/Brexit), dan konflik Iran-AS dan sekutunya.

Ia pun menyayangkan, dampak positif dari perang dagang lebih banyak dinikmati Vietnam. Bahkan, perusahaan yang hengkang dari Tiongkok, tak satu pun yang masuk ke Indonesia. “Kenapa demikian? Karena BKPM Vietnam, begitu investor datang persoalannya langsung clear, tanah selesai. Indonesia tidak, ini otokritik. Investasi masuk ke Indonesia, BKPM berikan nomor induk berusaha dan diputar ke kementerian lembaga untuk dapat notifikasi. Cara inilah yang buat investor lari dari Indonesia,” jelasnya.

Pemerintah, sambungnya saat ini sedang mengupayakan penyederhanaan aturan dan memangkas proses investasi untuk penanaman modal. Mulai Februari, Bahlil pun pastikan izin investasi mulai awal hingga akhir akan selesai diproses di BKPM.

“Kami juga akan memutuskan pemberian tax allowance, tax holiday, pajak impor barang modal. Semua clear di BKPM mulai 3 Februari,” ungkapnya.

Investasi, menurutnya penting untuk digenjot sebagai stimulus pertumbuhan ekonomi. Apalagi, pertumbuhan ekonomi didominasi sektor konsumsi dan ini terkait daya beli masyarakat, serta lapangan kerja dan kepastian pendapatan. “Tidak mungkin semua bisa direkrut PNS, maka perlu ada sektor swasta, kalau investasi tak masuk tak bisa serap. Khawatirnya seluruh perguruan tinggi negeri maupun swasta akan melahirkan pengangguran intelektual,” ujar Bahlil.

Sementara, untuk tahun ini, BKPM memproyeksikan realisasi investasi mencapai Rp 886 triliun pada tahun 2020. Artinya, diharapkan pertumbuhan investasi rata-rata bisa sebesar 11,7 persen per tahun. Hal itu akan terwujud, menurutnya, karena pemerintah melakukan berbagai upaya untuk membuat iklim investasi jadi lebih baik.

“Intuisi saya berdasarkan apa yang sudah dilakukan sekarang dengan potensi eksekusi investasi mangkrak yang ada dan perubahan undang-undang kita di omnibus law, ini akan lebih dari angka ini dan realisasi investasi di PMA-nya,” kata Bahlil.

Sebelumnya, investasi mangkrak senilai Rp 186 triliun yang sudah terealisasi itu melingkupi berbagai sektor. Setidaknya, kata dia, investasi tersebut melibatkan sembilan perusahaan, enam di antaranya ialah Lotte yang tercatat merealisasikan investasinya sebesar Rp 61,2 triliun. Sementara itu, perusahaan asal Malaysia, YTL Power, merealiasikan penanaman modal sebesar Rp 38 trilun. Selanjutnya berturut-turut Minahasa Cahaya Lestari senilai Rp 1,8 triliun, Hyundai Rp 21,7 triliun, Galempa Sejahtera Rp 2 triliun, dan Vale Rp 39,2 triliun.

Dengan begitu, realisasi investasi selama 2019 mencapai Rp 809,6 triliun. “Realisasi investasi itu melampaui target dari Bappenas yang mematok penanaman modal senilai Rp 792 triliun dalam setahun. Tentu ini perlu kerja keras,” ucapnya.

Sumber: beritasatu.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only