Terhalang Pembatasan Kegiatan

JAKARTA. Industri semen nasional menunjukkan sinyal pemulihan dari perbaikan volume penjualan. Namun, kinerja emiten semen pada tahun 2021 ini belum akan melampaui kinerja sebelum pandemi, yakni tahun 2019.

Menurut Analis Samuel Sekuritas Yosua Zisokhi, secara industri penjualan semen memang membaik dibanding tahun lalu. Sepanjang semester I-2021, penjualan semen naik 7,3% secara year on year (yoy). Sementara secara regional, seluruh daerah sudah mencetak pertumbuhan penjualan, kecuali DKI Jakarta dan Jawa Timur yang terdampak kasus Covid-19 tinggi.

Namun, Yosua melihat, pemberlakuan PPKM Darurat yang bersulih ke PPKM level 3-4 akan menjadi katalis negatif bagi industri semen. “Hal tersebut membuat penurunan konsumsi semen di kuartal III-2021. Sehingga jika diakumulasikan, pertumbuhan konsumsi semen nasional dapat tertahan hingga akhir tahun, kata Yosua, Jumat (30/7).

Prospek penjualan semen dari segmen pasar perumahan dan ritel yang membeli semen sak (bagged cement) masih tertekan daya beli masyarakat. Padahal, daya beli masyarakat poin utama dalam pertumbuhan konsumsi semen.

Lalu, pada segmen semen curah (bulk cement) untuk keperluan infrastruktur tergantung anggaran pemerintah. Oleh sebab itu, rencana pembangunan ada yang diundur, maka konsumsi semen pada sektor ini ikut berkurang.

Analis Reliance Sekuritas Anissa Septiwijaya berpendapat, kenaikan penjualan semen ditopang dari permintaan industri properti yang mulai tumbuh tercermin dari hasil marketing sales yang naik.

Namun, semen curah cenderung masih kontraksi. Kasus positif Covid-19 dalam negeri masih tinggi dan PPKM Darurat menghambat pemulihan industri semen. Sebab meski sektor konstruksi boleh beroperasi, tapi ternyata tidak berdampak besar pada penjualan semen. Belum lagi, industri semen masih menghadapi kondisi kelebihan pasokan industri semen.

Sepanjang tahun ini, Anissa memproyeksikan penjualan semen nasional tumbuh 4%-5% secara tahunan. Sepanjang 2020 penjualan semen sebanyak 62,7 juta ton.

Kalau menurut Analis RHB Sekuritas Andrey Wijaya, emiten semen akan terbantu dari penjualan semen sak karena perpanjangan kebijakan PPN untuk pembelian rumah hingga akhir tahun. Sementara penjualan semen curah akan sedikit terangkat jika vaksinasi berjalan dengan lancar dan berdampak pada berkurangnya kasus positif Covid-19.

Tapi Yosua memperkirakan, penjualan semen akan terkoreksi di kuartal III-2021. Karena itu dia menyarankan menghindari dulu saham-saham semen. Sebab pandemi cukup terasa bagi industri semen.

Ketiga analis menjadikan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) sebagai top pick saham sektor semen. Kata mereka, INTP mempunyai strategi zero leverage.

Sumber: Harian Kontan, Senin 02 Agustus 2021 hal 5

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only