Kuartal III 2021, Ekonomi Kalbar Bisa Terdongkrak Kenaikan Harga Sawit

Pontianak: Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar) Sutarmidji terus mendorong pertumbuhan sawit dan industrinya untuk menjaga ekonomi masyarakat dan daerah sehingga terus menjadi andalan.

“Saya yakin dengan harga minyak sawit mentah (CPO) yang terus naik maka ekonomi Kalbar pada triwulan III-2021 masih tumbuh baik di kisaran 9-10 persen. Untuk mengandalkan belanja pemerintah dalam mendongkrak ekonomi tentu tidak begitu meskipun nominal penerimaan bisa seperti tahun lalu,” ujarnya di Pontianak, dikutip dari Antara, Kamis, 16 September 2021.

Saat ini ia bersyukur perkebunan sawit rakyat secara luasan sudah mencapai 707.438 hektare atau hampir terkejar dengan punya perusahaan. Dengan begitu kenaikan harga sawit saat ini betul-betul dirasakan masyarakat dan dinikmati secara langsung.

“Luas perkebunan sawit yang ditanam 1,908 juta hektare dan untuk produksinya sudah mencapai 4,021 juta ton per tahun. Namun saya yakin kalau lahan dimaksimalkan produksi di atas lima juta ton per tahun,” katanya.

Menurutnya, produk kelapa sawit berupa CPO merupakan andalan ekspor Kalbar. Hanya saja menurutnya saat ini sebagian besar belum tercatat di pintu ekspor Kalbar.

“Kalau tercatat di Kalbar penerimaan pajak kita tentu besar. Kemarin dalam merdeka ekspor Kalbar meraih penghargaan terbaik ke empat,” jelas dia.

Ia mendorong OPD di Kalbar menggiatkan sektor pertanian dan perkebunan termasuk sawit. Sehingga wajah ekonomi Kalbar semakin baik pula.

“Sawit perlu kita jaga dan pasokan untuk pasar hitung betul-betul. Kita terus berupaya memberikan kemudahan dalam layanan kepada mereka yang bergerak di sektor sawit dan mendorong memaksimalkan. Kita terus memperhatikan sektor perkebunan dan pertanian,” jelas dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan kalbar M. Munsif menyebutkan bahwa realisasi volume ekspor CPO dari Kalbar sudah mencapai 490.083 ton selama Januari-Agustus 2021.

“Nilai ekspor CPO tersebut dari Januari-Agustus sudah sebesar USD 334,4 juta,” katanya.

Menurutnya, Pelabuhan Kijing di Mempawah sebagai pintu ekspor Kalbar harus terus dimanfaatkan oleh perusahaan perkebunan karena sejauh ini baru sekitar 10 persen ekspor CPO dari pelabuhan berstandar internasional tersebut dari total produksi sawit di Kalbar.

“Meski masih sekitar 10 persen ekspor melalui Pelabuhan Kijing, namun nilai yang didapat Kalbar melalui bea keluar sudah mencapai Rp225 miliar dan pungutan ekspor Rp945 miliar atau total pajak ekspor bagi Kalbar Rp1,2 triliun. Untuk itu kami terus mendorong perusahaan memanfaatkan pelabuhan terbesar di Kalimantan tersebut,” pungkasnya.

Sumber: medcom.id, Kamis 16 September 2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only