Sri Mulyani Waspadai Lonjakan Bunga Utang Pemerintah & Swasta

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mewaspadai lonjakan bunga utang akibat kondisi global yang penuh ketidakpastian. Tidak hanya bagi pemerintah, namun juga perusahaan BUMN dan swasta.

Hal ini disebabkan oleh perubahan kebijakan moneter banyak negara di dunia dan pengetatan likuiditas. Diawali oleh Amerika Serikat (AS) yang memilih menaikan suku bunga acuan untuk merespons lonjakan inflasi dan memberikan dampak terhadap pasar keuangan global.

Negara berkembang terkena imbasnya. Maka tidak sedikit negara yang juga menaikkan suku bunga acuan. Di sisi lain sederet negara tersebut juga tengah alami lonjakan inflasi akibat persoalan rantai pasok dan lonjakan harga komoditas.

“Sejumlah negara berkembang seperti Meksiko, Brasil dan Afrika Selatan naikan suku bunga acuan secara signifikan untuk menangani inflasi di dalam negeri maupun antisipasi spill over dari pengetatan kebijakan moneter dan likuiditas global,” ungkap Sri Mulyani saat menghadiri Rapat Paripurna DPR, Jumat (20/5/2022)

“Ini harus kita waspadai khususnya implikasi naiknya cost of fund untuk pembiayaan baik APBN maupun untuk sektor korporasi swasta dan BUMN. Hal ini potensi ancam pemulihan ekonomi Indonesia yang masih di tahap awal dan cukup rapuh,” jelasnya.

Sejak Maret 2022, yield surat berharga negara (SBN) alami kenaikan merespon kondisi global. Beruntung penerimaan negara cukup bagus akibat lonjakan harga komoditas internasional, sehingga mendorong tambahan untuk setoran pajak, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) maupun bea keluar.

Pemerintah juga masih memiliki cadangan anggaran yang besar berasal dari tahun sebelumnya, dan kerjasama dengan Bank Indonesia (BI) untuk memasok dana apabila dibutuhkan pemerintah.

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only