Jakarta – Realisasi pendapatan negara sepanjang tahun ini diproyeksikan bakal melebihi target yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018.
Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu menyebut, realisasi pendapatan negara pada tahun ini bakal tembus Rp Rp 1.936 triliun atau lebih tinggi dari target APBN Rp 1.894 triliun.
Apabila memang benar-benar terjadi, maka ini menjadi kali pertama di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo realisasi pendapatan negara mencapai target 100%.
Meski demikian, mantan Menteri Keuangan era Presiden Soeharto, Fuad Bawazier memiliki pendapat lain. Menurutnya, capaian tersebut sama sekali tak mencerminkan kinerja pemerintah secara keseluruhan.
“Kalau dari effort yang dilakukan, sejak Sri Mulyani duduk [sebagai Menteri Keuangan] tidak pernah mencapai target,” ungkap Fuad dalam sebuah diskusi, Rabu (19/12/2018).
Menurut Fuad, tercapainya realisasi pendapatan negara pada tahun ini lebih dikarenakan kenaikan penerimaan negara bukan pajak (PNBP), yang notabene merupakan jenis pendapatan yang langsung diterima oleh pemerintah.
“PNBP melampaui target, karena dari kenaikan harga komoditas. Jadi pemerintah tidak kerja apa-apa,” kata dia.
Sementara dari sisi penerimaan pajak, kinerjanya masih belum cukup optimal. Pasalnya, realisasi penerimaan pajak penghasilan (PPh) non migas jelang tutup tahun anggaran pun masih jauh dari target yang ditetapkan.
“PPh migas itu tergantung dari harga minyak. Karena itu realisasinya sudah Rp 59,5 triliun atau 158% dari target. Kalau PPh non migas, itu tidak berkaitan,” katanya.
“Target Rp 808,8 triliun, realisasinya Rp 599 triliun. Artinya baru 74%. [….] Kesimpulan saya, ini ditolong dari komoditas,” jelasnya.
Sumber : cnbcindonesia.com
Leave a Reply