Airlangga mengatakan, industri manufaktur Indonesia pada kuartal kedua 2018 tumbuh 4,4 persen. Meski begitu, dia menyebut, beberapa sektor mampu tumbuh di atas pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Berdasarkan data BPS, pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang dari sektor industri kulit mencapai 27,7 persen (yoy), karet dan plastik mencapai 17,3 persen (yoy), dan makanan mencapai 8,6 persen (yoy). Dia mengatakan, pertumbuhan sektor tersebut didorong oleh investasi yang meningkat.
“Oleh karena itu, kalau sudah akan diberikan oleh Menkeu, kita tunggu suratnya. Dengan demikian kita akan tarik investor, maka saya yakin pertumbuhan bisa tinggi,” kata Airlangga.
Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan siap menggunakan instrumen fiskal untuk bisa mendorong pertumbuhan industri manufaktur. Terlebih, ujarnya, saat ini pertumbuhan manufaktur kerap berada di bawah level 5 persen.
“Pokoknya semua sudah dikasih. Pokoknya instrumen fiskal kita gunakan,” kata Sri.
Sri mengatakan, kebijakan fiskal tersebut disiapkan untuk meningkatkan daya saing dan memperbaiki kondisi industri dalam negeri.
“Pada akhirnya ada pertumbuhan ekonomi, employment meningkat,
kemiskinan turun dan pemerataan bisa lebih baik,” kata Sri.
Sumber: Republika
Leave a Reply