Penerimaan Pajak September 63%, DJP Proyeksi Shortfall Rp73 Triliun

Kementerian Keuangan mencatat, penerimaan perpajakan hingga September 2018, mencapai Rp1.024,51 triliun atau 63,32 persen dari target APBN 2018, yang sebesar Rp1.618,1 triliun.

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, meski masih jauh dari target APBN, penerimaan pajak dan penerimaan kepabeanan, serta cukai mencapai pertumbuhan yang sangat baik.

“Kalau kita breakdown, Dirjen Pajak kumpulkan Rp900 triliun, kalau dibandingkan tahun lalu kita kumpulkan Rp770 triliun. Artinya, penerimaan pajak kita tumbuh 16,9 persen. Pertumbuhan yang cukup sehat dibanding pertumbuhan ekonomi kita yang 5,17 persen,” kata Ani panggilan akrab Sri Mulyani di kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu 17 Oktober 2018.

Faktor yang mendorong tumbuhnya penerimaan komponen utama PPh tersebut antara lain meningkatnya aktivitas perdagangan internasional dan kinerja sektor usaha industri, perdagangan, pertambangan, dan pertanian serta meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak OP.

Selain itu, penerimaan PPh Pasal 26 yang tercatat tumbuh sebesar 26,64 persen, akibat pengaruh depresiasi rupiah terhadap dollar Amerika, juga menjadi salah satu faktor yang ikut mendorong pertumbuhan penerimaan PPh nonmigas.

Dari sisi penerimaan PPh migas, tercatat realisasi penerimaannya mampu tumbuh secara signifikan sebesar 23,31 persen, di mana pertumbuhan penerimaan PPh migas tersebut utamanya masih didorong oleh faktor meningkatnya harga Indonesian Crude Price.

Sementara itu, realisasi penerimaan PPN dan PPnBM hingga akhir September 2018, tumbuh 14,43 persen. Faktor kinerja aktivitas impor dan pertumbuhan konsumsi dalam negeri, masih menjadi pendorong pertumbuhan penerimaan PPN Impor dan PPN DN, masing-masing sebesar 27,52 persen dan 8,22 persen.

Atas dasar capaian itu, Direktur Jenderal Pajak Robert Pakpahan proyeksikan realisasi penerimaan pajak sepanjang 2018, akan mencatatkan kekurangan penerimaan atau shortfallpajak. Karena sudah memperhitungkan kondisi perekonomian, terutama di sisa tiga bulan terakhir pelaksanaan anggaran.

“Kami perkirakan shortfall sekitar Rp70 sampai Rp73 triliun,” ujarnya.

 

Sumber : viva.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only