Sri Mulyani: Ekonomi Kuartal I Jatuh Gara-Gara Konsumsi

Jakarta: Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perlambatan ekonomi di kuartal I-2020 diakibatkan oleh tekanan pada konsumsi rumah tangga. Jatuhnya konsumsi berimbas pada permintaan barang dan jasa lainnya.

“Itu jauh dari perkiraan awal. Konsumsi drop, itu efek dominonya ke permintaan lain, walaupun itu hanya Maret tapi sangat dalam pengaruhnya,” kata dia dalam rapat virtual dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu, 6 Mei 2020.

Menkeu menambahkan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah Jabodetabek juga berdampak besar terhadap konsumsi. Apalagi mayoritas konsumsi Indonesia berada di Pulau Jawa, khususnya Jabodetabek.

“Jadi kalau orang di rumah saja, makan saja, tidak keluar transport-nya ya memang akan begitu. Tahun lalu konsumsi Rp9.000 triliun kalau Jabodetabek lebih Rp5.000 triliun. Kalau Rp5.000 triliun hanya di rumah enggak sampai Rp5.000 triliun memang dampaknya berat banget dalam di kuartal II,” ungkap mantan direktur pelaksana bank dunia ini.
 
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2020 hanya 2,97 persen. Pertumbuhan ekonomi jatuh dibandingkan kuartal I-2019 yang sebesar 5,01 persen atau terkontraksi 2,41 persen dibandingkan kuartal IV-2019.
 
Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang merosot ke 2,84 persen dan investasi yang hanya tumbuh 1,70 persen. Sementara itu, konsumsi pemerintah masih tumbuh 3,74 persen, ekspor 0,24 persen, sedangkan impor kontraksi 2,19 persen.

Sumber: medcom.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only