Wacana pemerintah untuk menaikkan tarif pajak di tahun depan menimbulkan pro-kontra di berbagai kalangan. Tapi, uang pajak yang dibayarkan oleh masyarakat sebenarnya digunakan untuk apa sih?
Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo mengungkapkan menjelaskan bahwa sampai saat ini tarif pajak baru yang tertuang di dalam revisi RUU Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) yang beredar saat ini masih terus dikaji dan akan dibahas bersama DPR.
Lewat pajaklah, kata Yustinus semua aktivitas ekonomi bisa didanai untuk mensejahterakan masyarakat.
“Apa yang harus kita lakukan buat bangsa dan negara tercinta? Jika soal utang dicabik-cabik tiap hari, bukankah pajak harapan kita? Jika ini pun tak mau, lantas dengan apa Republik ini kita ongkosi?,” kilah Yustinus dalam akun twitter resminya, Rabu (9/6/2021).
Yustinus pun menjelaskan bahwa uang pajak dan utang pemerintah selama ini banyak digunakan untuk melindungi masyarakat lewat pendidikan, kesehatan, serta pembangunan infrastruktur.
Dari sisi kesehatan misalnya, di tengah pandemi Covid-19, ada 684 ribu tenaga kesehatan bisa mendapatkan insentif. Juga untuk melakukan pembayaran kepada 183,9 ribu pasien Covid-19 yang dirawat. Kemudian juga untuk pembayaran peserta BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) sebanyak 96,7 juta jiwa, dan lain sebagainya.
Kemudian dalam upaya membantu masyarakat, dunia usaha, dan pembangunan sosial. Pajak juga memiliki andil saat pemerintah harus menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat rentan, subsidi listrik, dan dukungan untuk UMKM. Yang hal ini masuk dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Anggaran PEN tahun ini, diketahui sebesar Rp 699,43 triliun atau naik 20,63% dari realisasi anggaran PEN tahun lalu yang sebesar Rp 579,8 triliun.
Pajak, kata Yustinus dalam paparannya, juga diketahui untuk membantu membiayai pendidikan bagi masyarakat rentan dan pembangunan infrastruktur, mulai dari penyediaan akses internet, membangun irigasi dan sanitasi, dan membangun infrastruktur pertanian.
Sumber: cnbcindonesia.com
WA only
Leave a Reply