KPR Tumbuh Gemilang Didongkrak Stimulus

KPR tumbuh 6,61% pada bulan Mei, saat kredit perbankan secara nasional masih kontraksi

JAKARTA. Penyaluran Kredit Kepemilikan Rumah (KPR) semakin deras berkat dua kebijakan stimulus. Insentif yang dimaksud adalah pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pelonggaran loan to value (LTV) oleh Bank Indonesia (BI).

Di saat kredit secara keseluruhan masih mengalami kontraksi 1,28% secara year on year (yoy) pada Mei 2021, BI mencatat KPR mampu tumbuh positif 6,61% yoy di periode yang sama. “Kenaikan KPR ini implikasi dari kebijakan LTV 100% dan kebijakan pemerintah membebaskan pajak pertambahan nilai (PPN) rumah tapak dan rumah susun,” kata Perry Warjiyo, Gubernur BI, Kamis (17/6).

Kebijakan LTV hingga 100% yang memberikan kesempatan masyarakat membeli rumah rumah pertama dan seterusnya tanpa uang muka selama Maret Desember 2021.

Sedangkan pembebasan PPN hingga 100% berlaku untuk rumah berharga sampai Rp 2 miliar, dan 50% untuk rumah di kisaran harga Rp 2 miliar – Rp 5 miliar. Syaratnya, rumah harus diserahterimakan paling lambat Agustus 2021.

KPR Subsidi

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) termasuk bank yang mencatat pertumbuhan KPR. Per Mei, penyaluran KPR BRI tumbuh 3,11% atau Rp 1,2 triliun. Aestika Oryza Gunarto Sekretaris Perusahaan BRI bilang, ticket size yang menopang pertumbuhan berkisar Rp 300 juta – Rp 400 juta.

Dia mengakui, pertumbuhan penyaluran KPR terjadi berkat insentif pajak yang diberikan pemerintah dan relaksasi LTV. KPR Komersial BRI tumbuh cukup gemilang. Tahun ini, BRI memprediksi outstanding KPR bisa naik Rp 2,1 triliun.

PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) juga terus mencatatkan pertumbuhan KPR, yang ditopang oleh KPR susidi. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo mmengatakan, BTN telah menyalurkan 53.000 unit KPR subsidi hingga Mei atau 63% dari kuota subsidi yang didapat.

Kuota KPR subsidi yang di dapat BTN mencapai 86.000, yang terdiri dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Subsidi selisih Bunga (SSB). Sisa kuota diperkirakan habis pada Juni, karena itu BTN mengajukan tambahan kuota. “Kami usulkan tambahan kuota di paruh kedua 60.000-70.000,” ungkap Haru.

Awal bulan ini, BTN kembali dapat penempatan dana pemerintah program PEN Rp 10 triliun setelah pada Februari menerima Rp 10 triliun. Dana itu difokuskan untuk di leverage dalam penyaluran KPR.

Pada kuartal I 2021, kredit BTN tumbuh 3,19% menjadi Rp 261,34 triliun. KPR Subsidi masih menjadi menjadi penyumbang terbesar pertumbuhan, yang mencapai 9,04% yoy. Sedang KPR non-subsidi tumbuh 0,2%. Tahun ini, BTN targetkan kredit tumbuh 7%.

PT Bank CIMB Niaga Tbk juga mencatat pertumbuhan positif. Hingga April, perseroan sudah mencairkan KPR Rp 2,8 triliun, hingga outstanding KPR tumbuh 6% yoy menjadi Rp 36,65 triliun.

Heintje Moge Mortgage & Secured Loan Business Head CIMB Niaga mengatakan, stimulus pemerintah, plus program vaksinasi, berdampak terhadap kenaikan KPR. Tahun ini, perseroan menargetkan KPR tumbuh 7,5% yoy.

19 Bank Bisa Tambah Kuota

Sebanyak 19 bank berpeluang mendapat tambahan kuota FLPP tahun ini, dan 21 bank terancam dikurangi. “Jika kuartal II penyaluran KPR FLPP tidak mencapai 50% dari target perjanjian maka kuotanya akan dikurangi minimal 25%.” Kata Dirut PPDPP Arief Sabaruddin, Sabtu (19/6).

Hingga 17 Juni 2021, penyaluran FLPP capai 80.627 unit atau Rp 8,77 triliun. Itu setara 51,19% dari target penyaluran 157.500 unit. Bank dengan penyaluran kuota tertinggi adalah BTN, BTN Syariah, BNI, BRI, dan BJB.

Sumber : Harian Kompas, Senin 21 Juni 2021 Halaman 9

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only