Asaki Yakin Produksi Naik 35%

Bisnis, JAKARTA — Asosiasi Aneka Keramik Indonesia memprediksi volume produksi keramik pada 2021 bisa meningkat 35% seiring dengan perpanjangan insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) ditanggung pemerintah (DTP) yang semula berakhir pada 31 Agustus 2021 menjadi akhir tahun ini.

Ketua Umum Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) Edy Suyanto mengatakan kapasitas produksi tahun ini mencapai sekitar 405 juta m2 meningkat 35% dibandingkan dengan volume produksi tahun lalu.

“Untuk utilisasi Juni ini sudah berada di posisi 78% tertinggi sejak 5 tahun terakhir. Jadi kami optimistis target utilisasi tahun ini masih on track didukung sejumlah katalis positif,” katanya kepada Bisnis, Rabu (23/6).

Edy menyebutkan katalis positif itu di antaranya pelarangan pemanfaatan produk impor untuk infrastruktur dan properti sebagai tindak lanjut dari kerja sama Asaki dengan pengembang nasional.

Sebaliknya, Edy melanjutkan perpanjang kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro diperkuat tidak terlalu berdampak negatif terhadap industri keramik karena kegiatan produksi tetap bisa berjalan normal dan kegiatan perdagangan.

Sejalan dengan itu, toko bahan bangunan dan toko ritel keramik juga tetap boleh beroperasi dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

“PPKM tidak menjadi katalis negatif tetapi yang harus menjadi atensi Asaki dan pemerintah adalah meningkatnya impor selama 5 bulan ini sebesar 24%. Untuk itu Asaki tetap mendesak perpanjangan Safeguard dengan BMTP di atas 30%,” ujar Edy.

Ketua Umum Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida meyakini perpanjangan insentif PPN DTP hingga akhir tahun akan membuat sektor properti bertumbuh sebesar 20%. 

Pemerintah telah memperpanjang PPN DTP 100% atas penyerahan rumah tapak atau rusun baru dengan harga jual paling tinggi Rp2 miliar, serta 50% untuk penyerahan rumah tapak dan rusun dengan harga jual di atas Rp2 miliar hingga Rp 5 miliar hingga akhir tahun ini. 

“Perpanjangan PPN DTP ini berdampak pada sektor properti tumbuh 20% di tahun ini. Tahun lalu sedikit sekali penjualan karena ada pengembang juga yang tidak berjualan di awal pandemi,” ujarnya. Pada kuartal pertama tahun 2021 pertumbuhan penjualan properti mencapai 15% dengan nilai sekitar Rp200 triliun.

Sumber: ortax.org, Kamis 24 Juni 2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only