DJBC Bebaskan Bea Masuk dan Pajak Impor Vaksin Covid-19 Rp2,46 Triliun

Hingga 19 Juli 2021, Ditjen Bea dan Cukai (DJBC) telah memberikan pembebasan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) atas pengadaan vaksin Covid-19 senilai Rp2,46 triliun.

DJBC melalui akun media sosialnya menyebut fasilitas fiskal itu diberikan atas impor 143,6 juta dosis vaksin Covid-19. Semua vaksin tersebut diimpor melalui Bandara Soekarno-Hatta.

“Pemerintah melalui Bea Cukai memberikan fasilitas berupa pembebasan atas impor barang untuk penanganan Covid-19,” bunyi keterangan foto pada akun Instagram @beacukairi, dikutip pada Selasa (27/7/2021).

Jika diperinci, vaksin Sinovac yang telah diimpor mencapai 118,5 juta dosis. Kemudian, AstraZeneca 14,9 juta dosis, Sinopharm 6,25 juta dosis, dan Moderna 4 juta dosis.

Otoritas menjelaskan pemerintah telah mengambil sejumlah langkah penanganan Covid-19 di dalam negeri. Misalnya, dengan menerbitkan PMK 92/2021 tentang pemberian fasilitas fiskal atas impor barang yang diperlukan untuk penanganan Covid-19.

PMK 92/2021 mengatur pemberian 3 jenis fasilitas perpajakan, yakni berupa pembebasan bea masuk dan/atau cukai, pajak pertambahan nilai (PPN) dan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) tidak dipungut, serta pembebasan pajak penghasilan (PPh) Pasal 22.

Pembebasan bea masuk juga berlaku atas bea masuk tambahan seperti bea masuk antidumping, bea masuk imbalan, bea masuk tindakan pengamanan dan/atau bea masuk pembalasan.

Kemudian, ada PMK 148/2007 yang kemudian diganti dengan PMK 74/2021. Beleid ini mengatur tentang pemberian pelayanan segera atau rush handling agar impor vaksin Covid-19 bisa segera keluar dari pelabuhan.

Fasilitas rush handling diberikan lantaran vaksin termasuk barang impor tertentu yang karena karakteristiknya memerlukan pelayanan segera untuk dikeluarkan dari kawasan pabean atau bandara.

Selain vaksin Covid-19, Bea Cukai Soekarno-Hatta hingga 20 Juli 2021 juga memberikan fasilitas fiskal dan layanan rush handling atas impor alat kesehatan. Misalnya pada oxygen compressed 100 paket, oxygen concentrator 3.676 paket, Covid medical supplies 18 paket, dan finger pulse oximeter 125 paket. Kemudian, ada ventilator 11 paket, oxygen regulator 100 paket, tabung oksigen 100 paket, dan oxygen cylinder 104 paket.

Tidak hanya di Bandara Soekarno-Hatta, semua fasilitas tersebut juga diberikan atas impor obat dan alat kesehatan untuk penanganan Covid-19 melalui pelabuhan lain di Indonesia. Ada Pelabuhan Tanjung Priok dan Pelabuhan Tanjung Perak, dan Pos Lintas Batas Negara Entikong.

“Diharapkan melalui fasilitas ini, proses distribusi alat kesehatan penanganan Covid-19 dapat berjalan dengan optimal dan mampu dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat yang membutuhkan,” imbuh otoritas.

Sumber: news.ddtc.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only