JAKARTA. Kinerja operasional PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) meningkat sepanjang tahun ini. Ini nampak dari pendapatan pra penjualan alias marketing sales ASRI yang mencapai Rp 1,7 triliun sepanjang semester I-2021. Angka tersebut meningkat dibanding yang periode sama di 2020, yaitu sebesar Rp 1,4 triliun.
Analis Ciptadana Sekuritas Yasmin Soulisa dalam risetnya menuliskan, peningkatan marketing sales yang solid didorong oleh insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) yang diberlakukan sejak Maret 2021. Menurut dia, ini berdampak positif bagi permintaan di pasar perumahan.
Apalagi, pemerintah memperpanjang insentif bebas pajak pertambahan nilai (PPN) untuk pembelian rumah tapak dan unit hunian rumah susun dari semula berakhir pada Agustus menjadi hingga Desember 2021. Akibatnya, properti dengan harga di bawah Rp 2 miliar akan mendapat bebas pajak 100%. Sedangkan unit di atas Rp 2 miliar-Rp 5 miliar mendapat diskon 50%.
Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki juga menilai perpanjangan insentif PPN dan penurunan bunga kredit perbankan berpotensi menjadi katalis positif untuk ASRI dan sektor properti pada umumnya. “Daya beli masyarakat belum pulih akibat pandemi juga berpotensi menjadi penghambat penjualan ASRI,” kata dia, Rabu (18/8).
Yasmin percaya, ASRI akan fokus pada bisnis penjualan real estate. Ini karena pendapatan pada segmen sewa akan membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari efek pandemi Covid-19, yang melanda sejak tahun lalu.
Yasmin memaparkan, ASRI juga memperkuat pemasaran online. Strategi ini membantu perusahaan pengembang kawasan Alam Sutera ini mendapatkan peningkatan penjualan. Melihat ini, ia mempertahankan, target marketing sales ASRI pada tahun 2021 sebesar Rp 3 triliun.
Analis BRIDanareksa Sekuritas Victor Stefano dalam riset memperkirakan, marketing sales dan laba bersih ASRI akan tumbuh positif di tahun ini. Ia memperkirakan, marketing sales ASRI di tahun ini berada di angka Rp 3,1 triliun, atau tumbuh sekitar 12% secara yoy.
Mulai cetak laba
Victor juga yakin, pada semester dua ini ASRI bisa mulai menghasilkan laba. Di kuartal I lalu, ASRI masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 311,45 miliar.
BRIDanareksa Sekuritas juga yakin jika laba bersih ASRI pada semester dua ini bisa tumbuh. Ini nampak dari penjualan yang mulai naik.
Di tahun ini, Victor memperkirakan, laba bersih ASRI mencapai Rp 255 miliar. “Laba ASRI akan berubah positif di akhir tahun karena adanya pemulihan dan peningkatan kinerja secara bertahap dalam investasi properti,” papar dia.
Untuk pendapatan, Victor memperkirakan ASRI dapat membukukan pendapatan yang kuat di tahun ini, mencapai Rp 3,55 triliun. Angka ini naik 151,31% secara yoy, dari Rp 1,4 triliun di tahun lalu.
Yasmin juga yakin pendapatan ASRI tahun ini bisa bertumbuh 39,84% secara yoy menjadi Rp 1,9 triliun. Sedangkan laba bersih ASRI diprediksi mencapai Rp 51 miliar, dari rugi Rp 1,02 triliun di 2020.
Yasmin memasang rekomendasi beli ASRI dengan target harga Rp 210 per saham. Sedang Victor memasang rekomendasi beli dengan target Rp 220 per saham.
Achmad menyebut, mempertimbangkan hasil marketing sales yang sejalan dengan target manajemen, harga saham ASRI secara fundamental seharusnya berada di Rp 225 per saham. Kemarin, harga ASRI masih Rp 159.
Secara teknikal, Achmad menyebut ASRI berpotensi ke atas Rp 204 per saham. Ia merekomendasikan buy on weakness ASRI. Untuk jangka pendek ia merekomendasikan trading buy, dengan resistance Rp 174-Rp 180.
Sumber: Harian Kontan Kamis 19 Agustus 2021 hal 5