Penjualan Bergantung Insentif Pajak

Simak rekomendasi saham sektor otomotif jelang masa berlaku diskon PPnBM 100% habis
August 30, 2021
Tahun depan, stimulus bagi UMKM akan dilanjutkan
August 30, 2021

JAKARTA. Penjualan mobil berhasil tumbuh signifikan setelah adanya relaksasi dari pemerintah berupa pajak penjualan atas barang mewah ditanggu pemerintah (PPnBM DTP) 100% untuk pembelian mobil baru. Analis menilai target penjualan mobil dari Gaikindo, yaitu 750.000 kendaraan di tahun ini, bisa tercapai meski PPnBM DTP 100% yang berakhir di 31 Agustus tidak diperpanjang lagi.

Berdasarkan data Gaikindo, sebelum PPnBM DTP diterapkan, penjualan mobil baru hanya 40.000-50.000 unit di Januari dan Februari tahun ini. Angka tersebut cuma separuh dari penjualan normal di Januari-Februari tahun-tahun sebelumnya.

Tapi, sejak diskon PPnBM berlaku di Maret dan diperpanjang hingga Agustus, realisasi penjualan wholesales mobil baru hingga Juli naik 60,8% secara tahunan, atau mencapai 460.105 unit. Penjualan ritel juga masih tumbuh 38,5% secara tahunan mencapai 451.872 unit.

Penjualan wholesales mobil di luar merek dagang Astra juga menguat 122,3% yoy di Juli, sebanyak 33.672 unit. Sementara pertumbuhan di Januari-Juli sebesar 59,1% yoy, dengan jumlah 217.325 unit.

Namun, pemerintah saat ini belum memberikan sinyal akan memperpanjang PPnBM DTP. Di September-Desember 2021, keringanan PPnBM yang didiskon oleh pemerintah hanya sebesar 25%.

Andrey Wijaya, Analis RHB Sekuritas, menilai, jika insentif pajak diskon pemerintah turun, maka ada potensi penjualan mobil secara bulanan akan melemah tipis.

Target tercapai

Senada, Analis BCA Sekuritas Achmad Yaki, mengatakan penjualan mobil di semester II-2021 tidak akan setinggi penjualan di sepanjang semester I-2021, jika relaksasi pajak tidak diperpanjang. “Cenderung lebih soft penjualan di sisa tahun ini, jika PPnBM tidak diperpanjang,” kata Achmad.

Namun, Andrey tetap optimistis target penjualan mobil sebesar 750.000 unit berpotensi tetap tercapai. Faktor yang mendukung target penjualan mobil tetap tercapai adalah relaksasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

“Pertumbuhan ekonomi dan daya beli konsumer bisa terdorong naik saat relaksasi PPKM,” kata Andrey, Jumat (27/8). Sektor otomotif juga mendapat sentimen positif dari sisi pembiayaan yang lebih murah, karena suku bunga masih rendah.

Achmad juga optimistis penjualan mobil sepanjang tahun ini akan lebih baik dibanding tahun lalu. Selain itu, Achmad mengatakan, jika kebijakan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) diperlonggar, maka banyak varian mobil yang akan mendapatkan insentif pajak lainnya.

Achmad menilai penjualan di pasar ekspor bisa menjadi faktor yang membantu penjualan emiten otomotif. Achmad mengamati daya beli di dalam negeri belum sepenuhnya pulih. Tetapi penjualan mobil ekspor meningkat di semester I-2021 dan menopang kinerja.

Di antara emiten sektor otomotif, Andrey menjagokan saham PT Astra International (ASII). Andrey percaya ASII menjadi perusahaan yang paling diuntungkan dengan adanya pemulihan ekonomi nasional. Selain itu, valuasi saham ASII saat ini relatif murah dan menarik.

Kompak, Achmad juga mengunggulkan ASII karena varian produk yang mendapatkan insentif PPnBM lebih banyak dibanding kompetitornya PT Indomobil Sukses Internasional (IMAS).

ASII juga rutin membagikan dividen tiap tahun. “Dengan PER saat ini sekitar 11,58 kali, berarti masih di bawah rata-rata PER sejak 2018 di sekitar 14,46 kali, membuat ASII menarik,” kata Achmad.

Achmad dan Andrey sama-sama merekomendasikan beli ASII dengan target harga di Rp 5.850 dan Rp 6.900.

Sumber: Harian Kontan Senin 30 Agust 2021 hal 5

Leave a Reply

Your email address will not be published.

WhatsApp WA only