Terpengaruh pernyataan The Fed, simak pergerakan IHSG untuk Senin (30/8)

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan di akhir pekan, Jumat (27/8). IHSG melemah 0,28% ke level 6.041,36. 

Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mencermati, pelemahan IHSG di akhir pekan lalu tidak terlepas dari pelaku pasar yang cenderung menahan diri di tengah antisipasi pidato Gubernur Federal Reserve Jerome Powell pada Jumat (27/8) malam. Hal itu tercermin dari penurunan volume dan nilai yang signifikan dibandingkan rata-ratanya selama dua pekan terakhir.

Adapun untuk perdagangan Senin (30/8), IHSG diprediksi masih akan bergerak fluktuatif dalam rentang 6.000 hingga 6.100. 

Selain pidato Powell, sentimen lain yang akan berpengaruh adalah data industrial profit di Tiongkok yang melambat pada bulan Juli 2021 menjadi 57,3% year on year (yoy).Padahal, pada bulan sebelumnya tercatat 66,9% yoy. Sementara di Amerika Serikat (AS), Michigan Consumer Sentiment Final diperkirakan turun ke 70,7 di Agustus 2021, dari 81.2 di Juli 2021. 

Kedua data tersebut menjadi sinyal awal potensi penurunan kinerja ekspor dan impor Indonesia di Agustus 2021. Oleh sebab itu, saham-saham yang berkaitan dengan konsumsi rumah tangga, seperti ICBPINDFEXCLAALI, dan SIMP dapat diperhatikan. Selain itu, investor bisa juga mencermati BBNIAKRABBTNAMRT, dan ASSA.

Di sisi lain, Analis Phillip Sekuritas Indonesia Dustin Dana Pramitha beranggapan, untuk perdagangan besok Senin (30/8), IHSG berpeluang bergerak melemah dengan rentang support dan resistance di 6.009 hingga 6.054. 

Dustin mencermati, selama sepekan ke depan IHSG masih akan dibayangi sentimen negatif karena sinyal tapering off yang semakin menguat. Ia pun memperkirakan IHSG akan bergerak di kisaran 5.938 hingga 6.060 seminggu ke depan. 

“Saya rasa pergerakan indeks akan dipengaruhi oleh pernyataan The Fed yang sudah memastikan akan memulai rencana pengurangan pembelian aset, walaupun untuk kenaikan suku bunga sendiri The Fed masih melihat kondisi jumlah pekerja yang belum full employment,” kjata Dustin kepada Kontan.co.id, Sabtu (29/8).

Sementara dari dalam negeri, rencana kenaikan penerimaan pajak di tahun 2022 yang berpotensi meningkatkan tarif PPN dinilai  belum cukup kuat menyelamatkan indeks dari tekanan eksternal, bahkan dapat menekan kinerja IHSG.

Sumber: investasi.kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only