Ini faktor yang menyebabkan porsi investor individu di SBN terus naik

 Porsi investor individu di Surat Berharga Negara (SBN) terus naik. Dibandingkan dengan awal tahun 2021, kala itu porsi investor individu di SBN hanya mencapai 3,39%, dan saat ini per Kamis (9/9/2021), porsinya sudah mencapai 4,38% atau mencapai Rp 192,81 triliun.

Porsi investor individu di SBN ini terus berfluktuatif, di tahun 2019, porsinya hanya berada di kisaran 2-3%. Namun, di tahun 2020, sempat mencapai porsi 4%, tetapi pergerakan dominannya di angka 3%.

Director & Chief Investment Officer Fixed Income Manulife Asset Management Indonesia Ezra Nazula melihat, peningkatan pada porsi individu di SBN karena beberapa faktor, salah satunya adalah meningkatnya literasi keuangan nasabah individu, sehingga saat ini individu lebih paham tentang investasi di SBN.

ia juga melihat, faktor rendahnya suku bunga domestik yang ditahan Bank Indonesia di angka 3,5%, menyebabkan investor mengalihkan asetnya ke instrumen investasi SBN dari deposito. “Di tengah likuiditas dalam negeri yang tinggi,” jelas Ezra, Senin (13/9).

Selain itu, dengan pemerintah dengan Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi yang diperoleh investor domestik menjadi 10%, membuat imbal hasil net dari SBN menarik dibandingkan dengan produk perbankan.

Ke depannya, Ezra melihat, selama imbal hasil dari SBN yang ditawarkan memberikan selisih menarik dibandingkan dengan produk deposito, menurutnya ini akan menopang kepemilikan dari investor individu di SBN, untuk tahun ini dan tahun depan.

Sedangkan Associate Director, Head of Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia, Ramdhan Ario Maruto memandang, ke depannya porsi individu di obligasi ritel masih akan terus tumbuh, terutama di tren suku bunga rendah seperti saat ini.

Selain itu, dengan Pemerintah menurunkan tarif pajak penghasilan (PPh) atas bunga obligasi yang diperoleh investor domestik menjadi 10%, menurutnya ini akan menjadi hal baik ke depannya.

“Apalagi perlakuan pajaknya yang lebih murah karena adanya penurunan. Itu pemanis untuk industri ini dan akan menjadi percepatan untuk pendalaman pasar,” ujar Ramdhan.

Sumber: investasi.kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only