Kinerja penjualan apartemen diprediksi masih belum menjulang di tahun ini

Kinerja penjualan apartemen diprediksi masih belum menjulang di tahun ini. Sebaliknya, serapan pasar untuk hunian rumah tapak akan tumbuh lebih pesat. Kendati begitu, tidak berarti apartemen memiliki prospek yang suram.

Head of Research JLL Indonesia Yunus Karim mengungkapkan, berdasarkan data per Semester I-2021, tren penjualan properti rumah tapak tetap sehat. Pengembang masih aktif meluncurkan produk-produk baru dan mendapatkan respon yang positif dari pembeli, mengingat dominasi end-user dan preferensi pemilihan rumah tapak sebagai tempat hunian.

Namun untuk sektor apartemen, tingkat permintaan masih terlihat  lemah akibat dampak pandemi. Permintaan di sektor apartemen sebelumnya didominasi oleh investor yang mencari keuntungan dari kenaikan harga dan pasar sewa.

“Akan tetapi, selama beberapa tahun terakhir, tingkat permintaan sudah terlihat melemah dan mencapai titik terendah di tahun 2020 akibat pandemi,” ungkap Yunus kepada Kontan.co.id, Senin (20/9).

Penjualan rumah tapak pada semester II-2021 diprediksi masih tetap sehat, melanjutkan tren dari semester sebelumnya. Apalagi insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) masih berlaku hingga akhir tahun.

“Sedangkan penjualan apartemen juga diperkirakan masih akan menghadapi tantangan di semester kedua mengingat para investor masih cenderung untuk melakukan wait and see hingga situasi berangsur membaik,” ungkap Yunus.

Terdongkrak kawasan TOD

Kendati begitu, Ketua Umum Realestat Indonesia (REI) Paulus Totok Lusida melihat penjualan apartemen masih memiliki prospek yang tak kalah cerah dibandingkan rumah tapak. Ada sejumlah alasan yang melatari optimisme tersebut.

Pertama, insentif properti yang dikucurkan oleh pemerintah, terutama perpanjangan stimulus PPN DTP yang mendongkrak penjualan hunian, baik rumah tapak maupun apartemen. Dalam catatan REI, sejak Maret – 11 September 2021, ada 22.615 unit hunian yang terjual.

Sayangnya, Toto tidak merinci penjualan untuk masing-masing segmen rumah tapak maupun apartemen. Yang pasti, dari jumlah tersebut, yang sudah Berita Acara Serah Terima (BAST) unit baru 3.439 unit. Sedangkan 19.176 unit lainnya masih dalam pelunasan.

“Jadi kan Ditjen Pajak menghitungnya cash based, uang yang masuk. Sedangkan pengembang menghitung, begitu mulai mengangsur, kita anggap terjual. Yang jelas program insentif PPN DTP membuat laku dua-duanya (rumah tapak maupun apartemen),” jelas Toto saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (20/9).

Kedua, Toto melihat penjualan apartemen juga akan terdongkrak naik seiring dengan tren hunian di kawasan yang terintegrasi dengan transportasi umum, alias Transit Oriented Development (TOD). Dia bilang, hunian TOD nyaris semuanya berbentuk apartemen, yang mana saat ini sedang diminati.

Menurutnya, prospek TOD ke depan akan semakin cerah. “Jadi apakah lebih laku rumah tapak? belum tentu karena TOD juga laku. Banyak juga orang yang tanya ke REI, untuk pembelian TOD,” sambung Toto.

Ketiga, untuk hunian di kota metropolitan yang penduduknya di atas 2 juta jiwa, pengembangan hunian berbentuk apartemen tak terhindarkan. “Sudah sulit sekali untuk (pengembangan) landed house di kota metropolitan,” pungkas Toto.

Mengenai hunian berbasis TOD, anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk. yakni PT Adhi Commuter Properti optimistis hunian TOD bakal diminati pasar. Menurut Direktur Utama Adhi Commuter Properti Rizkan Firman, hunian berkonsep TOD yang dipasarkan Adhi Commuter Properti cukup menarik antusiasme masyarakat. 

Dia menjelaskan, proyek-proyek hunian TOD terintegrasi dengan simpul-simpul transportasi utama, baik light rapid transit (LRT) maupun moda transportasi umum lainnya. Apalagi, LRT akan menjadi salah satu tulang punggung transportasi massal di Jabodebek (Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi), di samping kereta rel listrik (KRL), mass rapid transit (MRT), dan bus rapid transit (BRT). 

Presiden Joko Widodo telah mematok target bahwa LRT Jabodebek akan beroperasi pada Juni 2022. Adapun jumlah penumpang LRT diprediksi mencapai hingga 675.000 orang per hari pada 2025 nanti, yang mana ini menjadi potensi pasar yang terbuka lebar bagi Adhi Commuter Properti.

“Konsep hunian TOD yang menempel langsung kepada transportasi massal di Jabodetabek sangat relevan bagi masyarakat dengan tingkat mobilitas yang tinggi,” ujar Rizkan, dalam paparan yang digelar Kamis (16/9) lalu.

Direktur Pemasaran Adhi Commuter Properti Indra Syahruzza menggambarkan, penjualan pre sales untuk proyek-proyek ADCP hingga kini sebesar 58,1% untuk 11 proyek yang saat ini dikembangkan, terutama yang dengan brand LRT City. 

“Hal ini menunjukkan permintaan yang kuat untuk kelas akses residensial berkonsep TOD yang terletak di simpul-simpul transportasi utama. Sekaligus membuktikan bahwa konsep TOD menarik sebagai tujuan investasi. Konsep TOD sudah diterapkan di Hongkong, Tokyo, Singapura, Beijing, dan Copenhagen,” ujar Indra.

Sumber: industri.kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only