Ditjen Pajak Next Target: Perusahaan Tambang dan Perkebunan!

Jakarta, CNBC Indonesia – Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) kini makin gencar mengejar setoran. Sektor pertambangan dan perkebunan akan menjadi sasaran utama.

Kedua sektor tersebut diketahui cukup bersinar di tengah pandemi covid-19 akibat lonjakan harga internasional. Perusahaan di sektor itu turut menerima cuan berlimpah.

“Secara prinsip DJP terus awasi kepatuhan pembayaran massa. Apalagi ada sektor yang tumbuh dan alami hambatan, lebih khusus sektor komoditas diantaranya pertambangan dan perkebunan juga mengalami pertumbuhan harga secara internasional,” ungkap Dirjen Pajak Suryo Utomo dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/9/2021).

DJP akan meningkatkan pengawasan, demi memastikan pajak yang dibayarkan sesuai yang seharusnya.

“Salah satu yang kami lakukan pengawasan pembayaran massa, kalau memang mereka tumbuh seharusnya mereka membayar lebih kepada negara,” jelasnya.

Tidak hanya itu, DJP juga melakukan uji kepatuhan material kepada seluruh wajib pajak berdasarkan data dan informasi yang diterima. “Selain itu kami juga lakukan perluasan basis pajak khususnya yang berada di daerah-daerah,” terang Suryo.

Realisasi Penerimaan Pajak

Realisasi penerimaan pajak per akhir Agustus 2021 adalah Rp 741,3 triliun. Tumbuh 9,5% dibandingkan Agustus 2020 (year-on-year/yoy).

Per jenis pajak, hampir seluruhnya sudah tumbuh positif. Pajak Penghasilan (PPh) 21, yang dibayarkan oleh karyawan, naik 2,3% pada Januari-Agustus 2021. Jauh membaik dibandingkan periode yang sama pada 2020 yang mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 5,3%.

Sementara PPh Badan pada delapan bulan 2021 memang masih terkontraksi 2,8%. Namun lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang minus 27,5%.

Kemudian Pajak Pertambahan Nilai Dalam Negeri (PPN DN), yang mencerminkan konsumsi masyarakat, melonjak 12,6% pada Januari-Agustus 2021 dibandingkan delapan bulan 2020. Pada Januari-Agustus 2020, PPN DN masih negatif 6,2% dibandingkan periode yang sama pada 2019.

Sumber: CNBC Indonesia, Kamis 23 September 2021

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only