Juru bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jodi Mahardi, menampik Luhut Binsar Pandjaitan mengambil keuntungan pribadi dari tes polymerase chain reaction (PCR) melalui PT Genomik Solidaritas Indonesia (GSI). Jodi berujar, sejak awal GSI melalui GSI Lab membantu menyediakan fasilitas tes Covid-19 dalam kapasitas besar.
“Partisipasi dari Pak Luhut di GSI ini adalah bagian dari upaya yang bisa dilakukan untuk membantu penanganan pandemi pada masa-masa awal dulu, selain juga berbagai donasi pemberian alat-alat tes PCR dan reagen yang diberikan kepada fakultas kedokteran di beberapa kampus,” ujar Jodi pada Rabu, 3 November 2021.
Majalah Tempo edisi 1 November 2021 menulis, dua perusahaan yang terafiliasi dengan Luhut, PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi, tercatat mengempit saham di GSI. GSI merupakan perusahaan yang mengelola laboratorium untuk tes PCR dan memiliki lima cabang di Jakarta.
PT Toba Sejahtra dan PT Toba Bumi Energi mengantongi 242 lembar saham senilai Rp 242 juta di GSI. Selain Luhut, petinggi PT Adaro Energy dan PT Indika Energy Tbk disebut-sebut terlibat dalam bisnis tes PCR.
Jodi menjelaskan, tujuan pembentukan GSI bukan untuk mencari keuntungan bagi para pemegang saham. Sesuai namanya, kata dia, GSI merupakan kewirausahaan sosial. GSI hadir lantaran pada masa-masa awal pandemi 2020, Indonesia masih terkendala dalam penyediaan tes Covid-19.
Dia pun mengklaim keuntungan GSI banyak digunakan untuk tes swab gratis kepada masyarakat yang kurang mampu dan petugas kesehatan di garda terdepan, termasuk Wisma Atlet. Selain itu, Luhut, tutur Jodi, selama ini mendorong agar harga tes PCR bisa diturunkan sehingga menjadi semakin terjangkau untuk masyarakat.
“Ketika kasus menurun, ia juga menjadi pihak yang mendorong penggunaan tes antigen,” kata Jodi.
Selain itu, GSI diklaim tidak pernah bekerja sama dengan BUMN untuk maupun mendapatkan dana dari pemerintah. “Justru mereka berinisiatif melakukan genome sequencing secara gratis utk membantu Kementerian Kesehatan,” ujar Jodi.
Jodi menambahkan, Luhut kerap memberikan bantuan untuk berbagai kepentingan pengembangan sumber daya manusia. Namun, ia berujar, bosnya tidak pernah sesumbar terhadap bantuan-bantuan yang diberikan.
“Pak Luhut tidak pernah mau membuka hal-hal yang sifatnya sumbangan seperti ini. Tapi silakan saja dicek,” ujar Jodi.
Sumber: bisnis.tempo.co
Leave a Reply