Bebas PPnBM Mobil Akan Dilanjutkan dan Berbasis Emisi

JAKARTA. Pembebasan pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil sepanjang tahun ini dinilai mampu mendongkrak penjualan mobil. Kenaikan penjualan mobil dinilai turut menggerakkan industri manufaktur dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Oleh karena itu, pemerintah tengah mengkaji untuk kembali memperpanjang beleid bebas PPnBM mobil pada tahun 2022. “Rencana ini sudah dirapatkan dengan kementerian terkait,” kata Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu (1/12).

Airlangga membeberkan bahwa perpanjangan insentif fiskal tersebut akan diarahkan untuk mendorong penurunan emisi karbon. Semakin rendah emisi karbon yang dihasilkan oleh mobil, semakin besar pula diskon PPnBM yang bakal didapat.

Ia menyatakan, rencana beleid baru bebas PPnBM mobil akan menyesuaikan dengan regulasi baru yang berkaitan dengan strategi penurunan emisi karbon. Tapi ia belum menjelaskan detil aturannya. Yang jelas, jika formulasi tersebut sudah efektif berjalan, PPnBM bisa turun.

Sebelumnya, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang juga sudah menggulirkan wacana mengenai perpanjangan bebas PPnBM mobil di tahun depan. Menurutnya, rencana ini sudah sesuai dengan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi). Rencananya, perpanjangan diskon PPnBM mobil tersebut menyasar produk mobil baru dengan kapasitas silinder di bawah 1.500 cc.

Beleid diskon PPnBM mobil yang berlaku sejak awal tahun ini merupakan bagian dari strategi pemulihan ekonomi dalam negeri dari tekanan pandemi Covid-19. Ketentuan tersebut masuk dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) penjualan wholesales pada Januari-Oktober 2021 sebanyak 703.089 unit. Angka tersebut tumbuh 67% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu sebesar 421.006 unit.

Nah, Agus Gumiwang menandaskan bahwa perpanjangan insentif PPnBM mobil dapat mendorong pemulihan ekonomi. Sebab, industri mobil merupakan sektor strategis yang mempunyai multiplier effect luas terhadap sektor industri yang lain.

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Mohammad Faisal setuju dengan rencana perpanjangan diskon PPnBM mobil berdasarkan kriteria penggunaan bahan bakar. Menurutnya, semakin rendah emisi yang dihasilkan mobil maka insentif yang diberikan dapat lebih besar.

Ini juga akan sejalan dengan upaya pemerintah menekan emisi karbon sebagaimana kesepakatan global. Sebab, Indonesia memang harus menurunkan 29% emisi gas rumah kaca dengan upaya sendiri pada tahun 2030.

Sumber : Harian Kontan Jumat 03 Desember 2021 hal 2

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only