Fenomena ‘Apartemen Hantu’ Effect, Bikin Apartemen Susah Laku

Kondisi fenomena ‘apartemen hantu’ atau penurunan tingkat hunian apartemen sewa di Jakarta ternyata berpengaruh terhadap penjualan apartemen baru.

Selama ini ada apartemen khusus yang dibangun untuk disewa, selebihnya ada apartemen strata title yang dimiliki perorang lalu disewakan kembali oleh masing-masing pemiliknya. Hancurnya pasar sewa apartemen berdampak pada langkah konsumen atau investor yang mengerem berinvestasi apartemen.

“Saat ini penjualan apartemen masih belum pickup, salah satu penyebabnya pembeli kami yang kami tawarkan kembali ada unit-unit yang mereka beli kapan hari belum tersewa kembali,” Direktur Intiland Development Archied Noto Pradono kepada CNBC Indonesia, Senin (13/12/2021).

Noto menjelaskan tingkat hunian apartemen ini berpengaruh pada penjualan. Ia bilang banyak juga unit apartemen strate title (milik) di Intiland banyak yang disewakan kembali oleh pemiliknya.

Ada tiga masalah yang mempengaruhi penjualan apartemen saat ini, mulai dari insentif Pajak Pertambahan Nilai di Tanggung Pemerintah (PPnDTP) pada pasar apartemen juga minim realisasi, persaingan dengan pasar secondary yang harganya di bawah harga primary (baru), juga faktor unit apartemen yang belum tersewa.

“Belum ada geliat untuk insentif PPnBM DTP untuk pasar apartemen karena masih terpengaruh harga secondary di bawah harga primary. Yang mana salah satu faktor unitnya belum tersewa kembali,” katanya.

Bahkan dari kondisi ini, membuat pemilik apartemen menjual unit yang dimiliki, yang membuat supply apartemen bekas yang harganya lebih murah semakin melonjak.

“Paling banyak di jual itu apartemen di atas Rp 1 miliar, yang di bawah Rp 1 miliar developer mestinya lagi banyak stock karena supply waktu itu banyak belum terserap,” katanya.

Sebelumnya Senior Associate Director Research Colliers Indonesia, Ferry Salanto menjelaskan keterisian apartemen sewa memang menurun imbas pandemi. Dimana pada umumnya segmen ini diisi oleh para ekspatriat yang saat ini tengah eksodus ke negara masing-masing.

“Jadi penyewa, apartemen servis ini biasanya dari ekspatriat. Memang terus terang mungkin budget-nya berkurang dari korporasinya. Jadi yang bisanya masing – masing perusahaan ada jatah apartemen lokal kelas manajerial ini sudah tidak aktif lagi,”kata Ferry kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.

Selain itu peningkatan kasus Covid -19 di Indonesia saat ini juga mengakibatkan penurunan sewa dari apartemen servis. Hal ini membuat banyak orang yang membatalkan penyewaan unit apartemen.

“Karena PPKM Darurat juga banyak yang cancel, sehingga okupansi serviced apartment jatuh,” jelasnya.

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only