Mau Beli Rumah dengan Harga Terbaik? Momentumnya Tahun Ini

AKARTA – Rumah.com menyebutkan tahun ini akan menjadi kesempatan terakhir konsumen untuk mendapatkan hunian dengan harga terbaik.

Country Manager Rumah.com Marine Novita mengatakan tren harga dan suplai sejak tahun 2020 mengindikasikan optimisme penjual dan penyedia suplai untuk kembali menaikkan harga, setelah sebelumnya menahan pada margin terendah.

“Untuk konsumen tahun ini mungkin akan menjadi kesempatan terakhir untuk mendapatkan hunian dengan harga terbaik,” ujarnya dalam laporan, Selasa (1/3/2022).

Terlebih, perpanjangan pemberlakuan stimulus Pajak Pertambahan Nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) hingga akhir September 2022 dan perpanjangan kebijakan uang muka alias down payment (DP) nol persen hingga akhir Desember 2022 memberikan harapan untuk penjualan properti pada 2022.

Sementara itu suku bunga kredit pemilikan hunian sedang mengalami penurunan. Di saat suku bunga acuan Bank Indonesia 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRR) bertahan di angka 3,5 persen per Desember 2021, suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) turun 6 bps ke 8,05 persen dan suku bunga kredit pemilikan apartemen (KPA) turun 6 bps ke 7,94 persen.

Menurutnya, berbagai stimulus Pemerintah untuk industri properti mampu membuat konsumen lebih percaya diri mengambil keputusan untuk membeli properti. Data Rumah.com Indonesia Property Market Index Kuartal I tahun 2022 menunjukkan adanya kenaikan baik secara kuartalan maupun tahunan dari sisi harga di sepanjang 2021, meski tren itu menunjukkan perlambatan pada kuartal keempat 2021.

\”Perlambatan tersebut masih terlihat normal, sesuai siklus tahunan dimana para penyedia suplai mengantisipasi aktivitas konsumen yang lebih banyak memfokuskan pengeluarannya untuk liburan maupun belanja barang konsumsi. Sesuai siklus tahunan pula, Rumah.com memperkirakan bahwa tren harga, suplai, maupun permintaan akan kembali meningkat memasuki 2022. Namun semuanya bergantung pada kesigapan Pemerintah mengantisipasi munculnya varian Omicron,\” kata Marine.

Menurut data Rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal I tahun 2022, indeks harga properti di Indonesia stabil setelah tumbuh signifikan pada kuartal II tahun 2021 sebesar 2,29 persen (quarter-to-quarter) dan kuartal II tahun 2021 sebesar 1,79 persen (quarter-to-quarter). Situasi ini disebabkan oleh melambatnya pertumbuhan harga rumah tapak dan apartemen pada kuartal IV tahun 2021. Sementara itu, indeks suplai properti turun sebesar 2,15 persen secara kuartalan.

Pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year-on-year) pada kuartal IV tahun 2021 mencapai 5 persen, lebih tinggi dari kuartal sebelumnya. Seiring kenaikan tersebut, data permintaan properti di Rumah.com pada kuartal yang sama juga menunjukkan kenaikan sebesar 4,7 persen (quarter-to-quarter) dan 5,5 persen (year-on-year).

Pasar properti biasanya mengalami penurunan permintaan pada kuartal genap karena pengeluaran masyarakat cenderung membengkak untuk belanja dan liburan. Permintaan yang justru meningkat pada kuartal keempat ini menjadi indikasi yang baik bagi pasar properti nasional.

Marine menuturkan bahwa data lain yang bisa membuat industri properti lebih optimistis di 2022 adalah permintaan properti yang didominasi oleh kelas menengah atas. Ini artinya, semakin banyak orang yang lebih berani untuk mengeluarkan uangnya untuk aset-aset besar seperti properti.

\”Data pencarian properti di Rumah.com menunjukkan sebanyak 52 persen pencarian properti hunian merupakan pencarian dengan harga di atas Rp 1 miliar. Persentase ini konstan sepanjang 2021, berbeda dengan tahun sebelumnya yang didominasi harga di bawah Rp 1 miliar. Kepercayaan diri pada pasar menengah ke atas ini juga menjadi indikasi makin pulihnya situasi pasar properti nasional dan ekonomi nasional pada umumnya,\” tuturnya.

Marine menegaskan berdasarkan Rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal I tahun 2022, indeks menunjukkan harga properti stabil dan terjadi penurunan pada suplai properti. Meski demikian, permintaan meningkat. Langkah menahan kenaikan harga dan pasokan merupakan langkah antisipasi para penyedia suplai atau penjual terhadap siklus pasar properti tahunan.

\”Dengan situasi ekonomi nasional yang terlihat semakin stabil, permintaan akan properti bisa kembali naik pada kuartal mendatang karena stimulus Pemerintah terkait potongan pajak pertambahan nilai (PPN) dan DP nol persen masih berlaku. Pasar properti tetap berada dalam kondisi buyer’s market yang memanjakan konsumen meskipun keuntungan yang didapat tidak sebesar pada kuartal sebelumnya,\” terangnya.

Sumber : bisnis.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only